Menjelang garis finis, tepat di depan Balai Kota Cirebon, Brad Hall asal Australia melaju kencang di antara dua pembalap Filipina, Arnel Quirimit dan Merculio Ramos. Yakin bahwa dirinya telah menjadi yang terdepan, Quirimit, dari tim balap sepeda Jazy Sports Beacon langsung mengangkat kedua tangannya dan memperlambat laju sepedanya.
Kesempatan itu langsung dimanfaatkan Hall, yang memang cukup rapat di belakang Quirimit. Hasil foto pun menunjukkan bahwa Hall yang akhirnya finis terdepan. Hall mengaku sangat penasaran dan tidak sabar menunggu hasil keputusan dewan juri. "Menunggu lima menit sepertinya lama sekali," katanya.
Pembalap dengan nomor punggung 84 itu telah menduga bahwa dirinya yang mencapai finish paling depan. "Semua rasa bercampur aduk, dan begitu mereka (dewan juri) menyebut angka 84 saya langsung lega," katanya kepada Tempo beberapa saat setelah konferensi pers.
Sebelum balap dimulai, Hall sempat menyatakan bahwa dirinya akan berusaha memberikan yang terbaik bagi dirinya dan timnya kemarin. "Saya akan lebih banyak membantu teman satu tim dan bahu membahu mencapai hasil maksimal kami," katanya menjawab pertanyaan Tempo.
Hall, yang lahir pada hari yang sama dengan hari kemerdekaan Indonesia itu, sama tidak menduga bahwa dirinya yang justru meraih kemenangan etape kedua. "Tim memang telah menargetkan untuk bisa merebut kemenangan di beberapa etape, namun saya tidak menyangka kalau saya melakukannya sekarang," katanya dalam konferensi pers.
Ezther Lastania