Dicurigai Beri Informasi Palsu, Djokovic Akui Lakukan Kesalahan Administratif

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Rabu, 12 Januari 2022 15:19 WIB

Petenis dunia asal Serbia, Novak Djokovic berlatih di Rod Laver Arena di Melbourne Park, di Melbourne, Australia, 11 Januari 2022. Kelly Defina/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Novak Djokovic sudah dibebaskan dari penahan imigrasi dan mulai berlatih untuk persiapan turnamen tenis Australian Open. Namun, ancaman pencabutan visa dan deportasi masih membayanginya karena pemerintah Australia menganggapnya telah memberikan informasi palsu.

Djokovic sempt empat hari ditahan di tahanan imigrasi di Melbourne setelah visanya dibatalkan oleh petugas imigrasi, yang mempertanyakan pengecualian medisnya untuk persyaratan wajib vaksin COVID-19. Dia dibebaskan, Senin, setelah hakim membatalkan keputusan pencabutan visa itu.

Novak Djokovic justru sudah mengakui secara terbuka bahwa terjadi kesalahan pengisian dokumen saat masuk ke Australia.
Melalui Instagram miliknya, Rabu, Ia mengunggah pernyataan bahwa dokumen perjalanannya diisi oleh tim, yang membuat "kesalahan administratif".

Menurut dia, timnya mencentang kotak "tidak" untuk tanggapan apakah dia telah melakukan perjalanan ke tempat lain dalam 14 hari sebelum tiba di Australia.
"Ini adalah kesalahan manusia dan tentu saja tidak disengaja," kata Djokovic.

Petenis dunia asal Serbia, Novak Djokovic berlatih di Rod Laver Arena di Melbourne Park, di Melbourne, Australia, 11 Januari 2022. Tennis Australia/Scott Barbour/Handout via REUTERS


"Kita hidup di masa yang penuh tantangan dalam pandemi global dan terkadang kesalahan ini bisa terjadi."

Pernyataan itu muncul ketika Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke mempertimbangkan apakah akan membatalkan visa petenis asal Serbia itu menjelang Australian Open, yang dimulai pada 17 Januari.

Dikutip dari Reuters, memberikan informasi palsu atau menyesatkan merupakan bentuk pelanggaran, dengan ancaman hukuman maksimum 12 bulan penjara dan denda hingga 6.600 dolar Australia atau sekitar Rp 68 juta, serta pembatalan visa.

Djokovic, yang berusaha untuk memenangi rekor 21 kemenangan turnamen utama di Australian Open, mengatakan pengacaranya telah memberikan informasi tambahan kepada pemerintah Australia, Rabu, untuk mengklarifikasi masalah tersebut.

Juru bicara Hawke, yang memiliki kewenangan untuk kembali membatalkan visa Djokovic, mengatakan menteri masih mempertimbangkan untuk mengambil tindakan, proses yang akan diperpanjang untuk menilai informasi baru.

Selanjutnya: Aturan Ketat Australia
<!--more-->

Aturan ketat

Australia memiliki kebijakan yang melarang non-warga negara atau bukan penduduk masuk kecuali mereka telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, namun menawarkan pengecualian medis. Visa Djokovic dibatalkan dengan alasan dia belum divaksinasi dan pengecualian medisnya tidak memuaskan.

Putusan pengadilan, Senin, tidak membahas apakah pengecualian itu --berdasarkan Djokovic yang tertular COVID-19 bulan lalu-- valid.

Kasus Djokovic membuat hubungan panas antara Canberra dan Beograd dan memicu perdebatan sengit mengenai kebijakan wajib vaksinasi COVID-19.

Pendukung petenis Serbia Novak Djokovic berdemonstrasi di luar Pengadilan Federal Australia, sementara petenis nomor satu dunia tengah banding atas pencabutan visanya di Melbourne, Australia, Senin, 10 Januari 2022. Djokovic telah ditahan di sebuah hotel detensi imigrasi bersama tahanan pencari suaka sejak Kamis pekan lalu. REUTERS/Sandra Sanders


Pertanyaan muncul tentang pergerakan Djokovic sebelum datang ke Australia ketika unggahan media sosial menunjukkan dia di Beograd kurang dari dua pekan sebelum dia menuju ke Spanyol dan kemudian ke Australia.

Keterangan dari dua saksi mata dan satu orang lainnya, yang diperoleh Reuters, Selasa, menguatkan unggahan media sosial tersebut.

Djokovic, yang mengadakan sesi latihan di Melbourne Park, Rabu, tidak merinci perjalanannya dalam pernyataannya yang diunggah, Rabu.

Dalam penjelasan online untuk persyaratan pelaporan perjalanan 14 hari, pemerintah mengatakan informasi tersebut membantu menentukan pengaturan karantina yang diperlukan dan memungkinkan petugas kesehatan untuk menghubungi setiap orang yang datang jika sesama pelancong dinyatakan positif COVID-19.

Selanjutnya: Meminta Maaf
<!--more-->


Permintaan wawancara

Dalam pernyataannya Djokovic juga meminta maaf karena menghadiri wawancara dan pemotretan L'Equipe pada 18 Desember, sehari setelah dia mengatakan bahwa dia telah dinyatakan positif COVID-19 bulan lalu.

"Ketika saya pulang ke rumah setelah wawancara untuk mengisolasi untuk periode yang diperlukan, merefleksi, ini adalah kesalahan penilaian dan saya menerima bahwa saya seharusnya menjadwal ulang janji ini," kata Djokovic.

Djokovic membantah laporan media yang menyebutkan bahwa dia juga tahu dia tertular COVID-19 ketika menghadiri acara tenis di Beograd untuk memberikan penghargaan kepada anak-anak pada 17 Desember.

"Saya tidak menunjukkan gejala dan merasa baik, dan saya belum menerima pemberitahuan hasil PCR positif sampai setelah peristiwa itu," kata Djokovic, menambahkan bahwa tes cepat antigen yang dilakukan sebelum acara juga negatif.

Postingan media sosial menunjukkan Novak Djokovic berpose dengan anak-anak tanpa mengenakan masker.

Baca Juga: Pratama Arhan Bilang Siap Bermain di Luar Negeri

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya