Ganda Putra Indonesia Rontok di Australian Open 2023, Ini Evaluasi Pelatih Herry IP
Editor
Sapto Yunus
Sabtu, 5 Agustus 2023 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI Herry Iman Pierngadi, yang akrab disapa Herry IP, menanggapi rontoknya ganda putra Indonesia di turnamen bulu tangkis Australian Open 2023. Di turnamen BWF Super 500 itu, tak satu pun pasangan Indonesia berhasil lolos ke babak semifinal.
Pasangan nomor satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tumbang di perempat final dari pasangan Korea Selatan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae dengan rubber game 16-21, 21-15, 14-21.
Menurut Herry IP, penampilan Fajar / Rian di perempat final Australian Open 2023 tidak seperti yang diharapkan. Saat melawan pasangan Korea Selatan, mereka masih banyak melakukan kesalahan sendiri.
“Momen saat mereka unggul 6-3 di gim ketiga, sebenarnya pasangan Korea sudah goyah. Lawan sudah panik. Tetapi begitu momennya hilang, lawan bisa menyusul dan makin tambah percaya diri. Sementara Fajar / Rian jadi tertekan dan akhirnya banyak salah sendiri,” kata Herry IP melalui keterangan tertulis tim media PBSI, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Setelah itu, kata dia, pasangan Korsel malah bisa berbalik dan bersemangat lagi. Dari sisi teknik, pembukaan Fajar / Rian memang kalah. Permainannya monoton. Seharusnya saat di gim ketiga, variasi pembukaannya bisa lebih kreatif dan kaya.
“Dengan hasil ini, performa Fajar / Rian yang mengikuti tiga turnamen beruntun memang menurun. Di Korea, mereka bisa maju ke final. Di Jepang bertahan hingga semifinal. Di sini malah sudah tersisih di perempat final,” ujar dia.
Herry IP juga mengungkapkan performa ganda putra Indonesia lainnya belum bisa konsisten. Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, atau Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana memang bisa mengejutkan dengan mengalahkan ganda putra papan atas dunia. Namun di lain hari mereka kalah, seperti Pramudya / Yeremia yang kurang bisa memberikan perlawanan sepadan kepada Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
“Performa mereka saya ibaratkan masih seperti roller coaster. Kadang bagus dan berada di puncak seperti Fikri / Bagas yang pernah jadi juara All England. Atau Pram / Yere juara Asia dan Leo / Daniel berjaya di Indonesia dan Thailand Masters. Tetapi setelah itu, performa mereka berada di bawah. Sering kalah di babak-babak awal. Belum konsisten,” kata dia.
Selanjutnya, peta persaingan ganda putra dunia lebih sengit…
<!--more-->
Untuk ketiga pasangan tersebut, Herry IP mengatakan memang perlu waktu. Perlu proses agar mereka bisa masuk jajaran elite ganda putra dunia. Menurut dia, segalanya tidak bisa instan. “Kami harus terus berikhtiar mengasah kemampuan mereka untuk masuk ke jajaran elite dunia.”
Herry IP mengakui peta persaingan ganda putra dunia saat ini memang lebih sengit. Jepang, China, Taiwan, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Denmark punya pasangan yang kuat dan saling mengalahkan. Semuanya berburu poin ke Olimpiade Paris 2024. Para pelatih harus mempersiapkan para pemain jauh lebih baik.
Setelah tampil di Australia Open 2023, kata dia, Fajar / Rian herus meningkatkan kondisi fisik dan kecepatan. Sedangkan dari segi teknik, pembukaan harus lebih banyak variasi dan tidak monoton.
“Sebab, kalau satu ketebak, masih memiliki banyak variasi lagi. Kalau pembukaan bisa ketebak dan tidak ada variasi lain, sudah pasti mereka akan kesulitan. Dan itu terjadi saat lawan Korea,” ujarnya.
Setelah tampil di Australia, para pemain Indonesia akan menjalani persiapkan menghadapi Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, pada 21-27 Agustus 2023. “Memang persiapannya tidak panjang, mungkin sekitar 10 harian. Kami berpacu dengan waktu. Semoga saja persiapannya lancar dan hasilnya nanti juga bagus,” tutur Herry IP.
Pilihan editor: Perpanjang Kontrak dengan LA Lakers, Anthony Davis Jadi Pemain Termahal NBA