Pesona Risa Suseanty di Dane Soung

Reporter

Editor

Minggu, 13 Desember 2009 11:30 WIB

ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO Interaktif, Vientiane - Risa Suseanty tidak mampu menahan tangisnya. Setelah berhasil mempersembahkan medali emas di nomor downhill balap sepeda gunung SEA Games Laos, Kamis lalu, Risa langsung memeluk setiap orang yang memberi selamat.

"Saya bisa meraih medali emas lagi," kata peraih medali emas SEA Games 1997, 1999, 2001 itu. Meski larut dalam keharuannya, Risa tetap tampil menawan dan semakin membuat setiap orang yang mellihatnya berdecak kagum.

Berlaga di cabang olahraga ekstrem seperti ini tidak membuat perempuan manis kelahiran Bandung, 25 Oktober 1980, itu melupakan penampilannya. Bulu mata palsu melekat di kedua kelopak matanya dengan sangat rapi. Bahkan, Risa tetap tampak cantik dengan riasan yang melekat di wajahnya meskipun itu semua akan ditutupi oleh helm dan kacamata (goggle).

Peraih medali perak Kejuaraan Asia Balap Sepeda Gunung 2009 itu juga enggan membiarkan hasil tindikan pada daun telinga kanan dan lidahnya kehilangan kegunaannya. Anting-anting melekat pada kedua piercing itu seperti menambah kemilau kebahagiaan Risa yang akhirnya sukses mendapatkan emas SEA Games lalu setelah enam tahun berselang.

"Saya selalu suka berdandan seperti ini," kata Risa dengan penuh antusias saat ditemui seusai berlaga di Dane Soung, Saythany, Laos. Risa langsung bercerita tentang kecintaan lainnya terkait dengan masalah rias wajah dan tubuh. Dia tetap menghiasi kuku-kuku jarinya dengan aneka macam pewarna kuku ataupun kuku palsu meskipun saat balapan semua itu tertutup oleh sarung tangan.

Bahkan, sesuatu yang baru sengaja diciptakan Risa menjelang penampilan luar biasanya di Dane Soung itu. Sekitar sebulan menjelang pertandingan, Risa tidak ragu memangkas habis rambut panjang yang selalu menjadi ciri khasnya selama ini. "Ini menjadi penanda awal baru yang ingin saya buat untuk perjalanan prestasi saya di balap sepeda," katanya.

Benar saja. Potongan rambut sebahu yang hampir serupa dengan gaya rambut musisi Maia Estianty membawanya kembali pada masa kejayaannya di SEA Games pada akhir tahun 1990-an. Medali emas -- yang pernah didapatkan sebanyak tiga kali -- direbut kembali di Dane Soung. Bukan hanya itu saja. Risa memukau Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng yang menyaksikan penampilannya Kamis pagi lalu.

Hasil yang dicapainya di Dane Soung ini menjadi seperti batu loncatan bagi Risa untuk perjalanan karirnya setidaknya dalam dua tahun terakhir. Meski telah menikah dengan pembalap Singapura, Tan Hong Cun, di tahun 2006, Risa tetap membidik segudang prestasi di tahun-tahun mendatang. "Setidaknya apa yang saya raih saat ini dapat menjadi pertanda baik untuk SEA Games dua tahun lagi di Indonesia," katanya.

Risa memperlihatkan kematangan dan kedewasaan dalam upaya meraup prestasi lebih banyak lagi pada masa mendatang. "Jika pada tahun-tahun sebelumnya semua itu belum tumbuh, mungkin inilah saatnya," katanya. Bukti kedewasaan itu setidaknya ditunjukkan Risa lewat kedisiplinannya dalam berlatih.

Rela meninggalkan sang suami sejenak, Risa mengikuti latihan intensif bersama tim nasional di Lembang, Bandung, selama satu tahun. Selama masa-masa latihan ini dia mengikuti program latihan yang dikembangkan sang pelatih, Oki Raspati dan kawan-kawan.

Selain itu, Risa juga mencoba membiasakan diri untuk mementingkan hal-hal yang mungkin dianggap sepele namun ternyata penting untuk membantu konsentrasi saat balapan. Dia mengatur jadwal biologisnya setiap menjelang pertandingan seperti di Dane Soung kali ini. "Saya mencoba mengatur untuk bisa tidur selama tujuh jam dan bangun empat jam menjelang pertandingan. Dengan begitu, saya tidak akan terganggu dengan masalah-masalah kecil seperti misalnya ingin buang air kecil atau lainnya," katanya.

Di mata Oki, Risa memang telah menunjukkan bahwa dirinya memang sudah bisa disejajarkan dengan para pembalap kelas dunia lainnya. "Dia benar-benar bisa menunjukkan bagaimana seorang pembalap nasional seharusnya memberikan penampilannya," kata Oki.

Nama: Risa Suseanty

Lahir: Bandung, 25 Oktober 1980

Suami: Tan Hong Chun

Prestasi:

Emas SEA Games 1997, 1999, 2001

Perak SEA Games 2003

Perunggu SEA Games 2005

Peringkat II Kejuaraan Asia MTB 2009

EZTHER LASTANIA (VIENTIANE)

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya