TEMPO Interaktif, Cleveland - Karier pebasket veteran, Shaquille O'Neal, terancam karena kontraknya di Cleveland Cavaliers selama satu tahun sudah habis masa berlakunya. Selain itu, pebasket berusia 38 tahun yang sudah meraih empat cincin juara NBA ini juga belum mendapatkan tawaran dari klub-klub NBA lainnya untuk kompetisi musim 2010/2011.
O'Neal kini menjadi pemain bebas untuk pertama kalinya sejak 1993. Sebelumnya, pemain setinggi 2,16 meter itu selalu menjadi incaran klub-klub besar bahkan di saat kontraknya belum mencapai akhir. Kini ia harus mencari sendiri klub yang bersedia menampungnya untuk musim mendatang seperti Atlanta Hawks, Miami Heat, Antonio Spurs, serta Boston Celtics.
Situasi ini terlihat menyedihkan bagi seorang pebasket sekelas O'Neal yang pernah menjadi pemain paling mendominasi di NBA. Dia adalah pemain yang menempati peringkat ketujuh sepanjang sejarah NBA dalam perolehan poin terbanyak dan 15 kali tampil di NBA All-Star dan pemain terbaik pada 2000.
O'Neal adalah satu dari tiga pemain -- sebelumnya ada Willis Reed dan Michael Jordan -- yang meraih gelar Pemain Terbaik NBA, All Star dan Final sekaligus dalam tahun yang sama.
Masa terbaiknya di NBA terjadi ketika ia bermain untuk Lakers pada periode 1996-2004. Bersama Kobe Bryant, mereka menjadi tandem paling ditakuti saat itu dan membawa Lakers juara NBA tiga tahun berturut-turut sejak 2000.
Namun konfliknya dengan Kobe membuatnya hijrah ke Miami Heat pada 2004. Pada 2006, O'Neal membantu Heat meraih juara NBA perdananya. Tapi pada pertengahan 2008, ia ditukar ke Phoenix Suns dan bergabung dengan LeBron James di Cavaliers untuk musim 2009/2010.
O'Neal menyatakan ia masih mampu bermain dengan baik meski usianya sudah terbilang tua sebagai seorang pebasket, apalagi di kancah NBA. Meski berstatus sebagai pemain bebas dan punya prestasi segudang, ada beberapa alasan mengapa ia tidak diminati klub, apalagi bayarannya yang terlalu mahal. O'Neal dikabarkan mematok bayaran minimal US$ 5,8 juta (Rp 52,7 miliar) untuk kontrak selama satu musim.
Tingginya bayaran O'Neal membuat banyak klub berpikir ulang untuk merekrutnya. Apalagi ia adalah pemain tertua di NBA saat ini dan performanya bersama Cavaliers musim lalu juga tak terlalu bagus. Saat bersama Cavaliers, ia tak terlalu banyak bermain, kerap dilanda cedera dan hanya mencetak 600 poin. Kemampuannya mulai menurun dan ia tak menunjukkan keistimewaan apa pun yang bisa menarik minat klub untuk merekrutnya.
Dengan kondisi seperti itu, tak ada satu pun tim di NBA yang mau membayar O'Neal di atas US$ 2 juta (Rp 18,2 miliar) untuk satu musim. Bahkan Celtics yang disebut-sebut paling diminati O'Neal pun hanya mampu memberikan bayaran sebesar US$ 1,35 juta (Rp 12,2 miliar). Jika bayaran itu diambil O'Neal maka ia harus bersiap menjadi pemain cadangan karena di klub itu banyak pemain veteran top seperti Kevin Garnett dan Paul Pierce.
YAHOOSPORT|NBA|GABRIEL WAHYU TITIYOGA