Federer kembali menunjukkan taji lewat pukulan yang dikenal dengan sebutan "tweener". Sebuah pukulan apik yang sempat dipertontonkannya dalam laga di AS Terbuka dua tahun terakhir serta pada turnamen Dubai Terbuka pada 2007 lalu.
"Pukulan itu menjadi semakin baik sekarang. Sepertinya itu merupakan pukulan yang paling konsisten akhir-akhir ini," kata Federer berseloroh. Bermodalkan pukulan itu, Federer langsung menyingkirkan petenis jangkung asal Amerika Serikat John Isner 6-3, 6-4 Selasa malam lalu.
Sementara itu, Rafael Nadal lebih dulu melangkah ke babak ketiga setelah menang 6-4, 6-4 atas rekan senegara Federer, Stanislas Wawrinka. Andy Murray dan Novak Djokovic justru tampak tak kesulitan dengan lawan mereka masing-masing. Murray mengalahkan Bai Yan asal Cina 6-2, 6-2, sementara Djokovic menyingkirkan petenis Kroasia Ivan Ljubicic 6-3, 6-3.
Petenis veteran Jonas Bjorkman menilai, apa yang ditunjukkan Federer saat melawan Isner menjadi bukti keperkasaan Federer. Bjorkman - yang pernah masuk lima besar dunia saat masih aktif bermain - akhirnya memiliki pendapat sendiri. "Ada perbedaan kelas, Federer tentu saja lebih baik daripada (Rafael) Nadal saat ini," katanya.
Di mata Bjorkman, Nadal telah berada pada level yang sama dengan Federer jika berbicara masalah gelar juara Grand Slam. "16 (gelar juara milik Federer), tetap saja lebih baik daripada 9 (gelar Nadal)," katanya.
Petenis berusia 38 tahun asal Swedia itu merasa Federer sudah memberikan hal yang luar biasa di dunia tenis. "Nadal masih membutuhkan tenaga dan kesehatan prima untuk mengejar dan mematahkan rekor yang dibuat Federer," ujar Bjorkman. Toh, menurut Bjorkman, cukup aneh jika harus terus membandingkan siapa yang lebih baik antara Federer dengan Nadal. Itu sama saja seperti membandingkan Federer dengan petenis legendaris Michael Chang.
AP | YAHOO!SPORTS | EZTHER LASTANIA