Tak Ada Perayaan Istimewa di Ulang Tahun Maria Sharapova

Reporter

Kamis, 21 April 2016 02:01 WIB

Maria Sharapova berfoto bersama mobil Porsche, Maria berencana membawa mobil mewah ini untuk menghadiri pesta WTA Pre-Wimbledon di Kensington Roof Gardens. London, Inggris, 25 Juni 2015. David M. Benett / Getty Images

TEMPO.CO, Florida - Tak ada perayaan istimewa yang dibuat Maria Sharapova pada ulang tahunnya ke-29, Selasa, 19 April 2016. Ia masih tetap beraktivitas seperti hari-hari biasanya sambil menunggu jatuhnya sanksi Federasi Tenis Internasional (ITF) karena positif doping pada turnamen Grand Slam Australia Terbuka.

Petenis putri Rusia, mantan ratu tenis dunia yang kini menempati peringkat kesembilan, itu mengisi hari ulang tahunnya dengan latihan fisik di kota tempat dia tinggal, Florida, Amerika Serikat. Situs web Daily Mail mengunggah sejumlah foto Sharapova yang berjalan keluar dari tempat latihan fisik.

Mengenakan legging hitam hingga sedikit di atas mata kaki dan sweeter abu-abu yang sedikit terbuka di bagian bahunya, sharapova terlihat sangat santai. Ia mengenakan sepatu jogging dan kacamata hitam melindungi matanya dari terpaan sinar matahari.

Dalam akun Instagram-nya ia mengunggah foto satu rangkaian bunga, sebuah tas kulit wanita, dan satu buku semacam untuk menulis catatan harian. Ia membuat catatan di situ, ‘Pagi istimewa di hari ulang tahun, diisi dengan serangkaian bunga, hadiah, dan pelukan’.

Menunggu biasanya saat yang menjemukan bagi kebanyakan orang. Namun, tampaknya tidak demikian dengan Sharapova. Sambil menunggu hearing atau dengar pendapat panel ITF yang memproses kasus dopingnya, Sharapova mengisi hari-harinya dengan berbagai kegiatan.

Pekan lalu petenis yang telah merebut lima trofi juara grand slam ini menghadiri Festifal Musik Coachella di Colorado. AS. Festival ini juga dihadiri sejumlah selebriti Amerika. Hearing diperkirakan baru akan dilangsungkan pada awal Juni mendatang. Sharapova terancam sanksi skorsing maksimum empat tahun.

ITF menjatuhkan sanksi sementara sejak 12 Maret lalu berupa larangan mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan tenis. Sharapova dinyatakan positif doping setelah pada sampel urinenya didapati zat meldonium.

Zat itu dilarang dikonsumsi atlet oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sejak 1 Januari lalu. Zat itu dinilai dapat menaikkan kemampuan tubuh atlet. Sharapova mengaku ia telah sepuluh tahun mengonsumsi obat bernama mildronate untuk mengobati gangguan jantung da n diabetes sebagaimana anjuran dokter keluarganya.

Sharapova mengaku tidak tahu kalau mildronate itu adalah meldonium yang dilarang. Sharapova juga mengaku telah menerima pemberitahuan WADA melalui email pada Desember lalu tentang daftar terbaru obat-obatan yang dilarang dikonsumsi atlet.

Ia menyatakan teledor tidak mengakses link atau tautan yang memerinci daftar obat yang dilarang WADA itu. Ia mengaku telah membuat kesalahan besar dan bertanggung jawab atas keteledorannya itu.

Larangan WADA terhadap meldonium belakangan menjadi kontroversi karena tidak disertai alasan ilmiah yang memadai. Tidak ada pemerincian tentang berapa lama zat itu akan tetap tersimpan dalam tubuh orang yang telah mengonsumsinya. Bahkan penemu obat itu, Profesor Ivars Kalvins dari Latvia membantah klaim WADA dengan mengatakan obat itu tidak dapat meningkatkan kemampuan fisik atlet.

Sharapova memiliki hak untuk membanding putusan WADA dengan mengajukan tes pada sampel B urinenya yang diambil setelah pertandingan perempat final Australia Terbuka lalu. Namun, petenis berambut pirang ini tidak mengajukan banding.

Sementara itu produsen mobil Porsche dan produsen perlengkapan olahraga Nike menunda perpanjangan kontrak dengan Sharapova sebagai dampak kasus doping itu. Demikian pula produsen jam tangan bergengsi merek Tag Heuer.

Kecaman dan simpati pada Sharapova terus mengalir setelah kasus itu terungkap. Di antara yang bersimpati terdapat petenis putra nomor satu dunia dari Serbia, Novak Djokovik. Adapun petenis nomor dua putra asal Inggris, Andy Murray, termasuk yang mengecam pelanggar aturan doping.

DAILYMAIL, BBC, ITF | AGUS BAHARUDIN

Berita terkait

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

4 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

9 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

11 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

16 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

18 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

18 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

20 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

20 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 hari lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya