Pembalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo bertabrakan dengan Andrea Iannone di grand prix Catalunya, 5 Juni 2016. Motorsport
TEMPO.CO, Catalunya - Jorge Lorenzo masih kesal terhadap pembalap Ducati, Andrea Iannone. Ia merasa takjub ketika Andrea Iannone justru bertanya apakah dia mengalami kegagalan mesin atau sesuatu yang aneh setelah Iannone menyeruduk bagian belakang motornya di seri ketujuh MotoGP Catalunya, Minggu, 5 Juni 2016.
"Sulit dipercaya, bukannya mengatakan 'maaf', tapi dia bertanya seperti itu. Saya pikir itu adalah kesalahannya, tapi ia bereaksi seperti ini dan tidak mengatakan maaf,” ujar Lorenzo.
Lorenzo juga mengecam pengarah lomba (race direction) karena tidak memberikan hukuman yang lebih keras kepada pembalap Ducati itu, yang akan memulai lomba dari posisi terakhir di balapan Assen 26 Juni mendatang.
Kecelakaan itu terjadi saat keduanya bersaing memperebutkan tempat kelima di lap 17 dari 25 lap. Sementara itu, awal tahun ini Iannone bertabrakan dengan rekan setimnya, Andrea Dovizioso, yang membuat keduanya gagal di balapan Argentina.
Lorenzo mengatakan selalu ada satu pembalap yang tidak memahami risiko dan tindakan itu dapat melukai pengendara lain secara serius. “Dan jika pengarah lomba tidak memberinya hukuman keras, seperti yang mereka lakukan kepada saya dengan larangan berlomba pada tahun 2005, jenis pengendara ini tidak mengerti bahwa mereka harus mengubah mentalitas mereka.”
Lorenzo menganggap hukuman grid penalty yang mengharuskan pembalap memulai balapan dari posisi terakhir tidak cukup. “Karena dalam lima sampai tujuh lap ia akan di posisi depan lagi."
Lorenzo memimpin pada awal lomba, sebelum berjuang menghadapi masalah ban dan kini harus menyerahkan posisinya kepada Marc Marquez, dengan selisih sepuluh poin.
Direktur tim Yamaha, Massimo Meregalli, menyatakan insiden semacam itu bukan pertama kali dialami Iannone. “Saya harapkan pengarah lomba untuk lebih ketat terhadapnya, karena kejadian ini dapat secara serius membahayakan peluang Jorge untuk meraih gelar.”