Pelari De Lima Akhirnya Punya Momen Emas di Olimpiade Rio

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 7 Agustus 2016 19:34 WIB

Vanderlei Cordeiro de Lima usai menyalakan api kaldron Olimpiade pada upacara pembukaan Olimpiade 2016 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 6 Agustus 2016. Ezra Shaw/Getty Images

TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Pelari maraton asal Brazil Vanderlei Cordeiro De Lima akhirnya mendapatkan momentum emasnya pada saat Olimpiade 2016 dibuka di Stadion Maracana, Rio de Janeiro pada Jumat, 5 Agustus 2016 waktu setempat, setelah dirinya pernah 'digagalkan' pada Olimpiade yang diselenggarakan 12 tahun lalu di Athena, Yunani.

De Lima, 46 tahun, menyalakan kuali Olimpiade setelah dirinya berjalan dengan membawa obor di tengah sorak sorai kerumunan penonton, dan disaksikan miliaran penonton televisi yang menyaksikan upacara tersebut.

Awalnya De Lima pernah menjadi perhatian dunia saat ia mengalami insiden tidak menyenangkan di hari penutupan Olimpiade Athena. Saat itu, ketika ia berlari menuju kemenangannya dalam pertandingan lari maraton, seharusnya ia tinggal menyisakan waktu 25 detik. Namun seorang pendeta asal Irlandia Cornelius Horan menyerang De Lima. Ia melompat ke dalam arena dan mendorong De Lima keluar jalur.

Hal itu membuat De Lima harus puas hanya memenangkan piala perunggu, ia dikalahkan oleh pelari asal Italia Stefano Baldini dan juara kedua berasal dari Amerika, Mebrahtom Kelezighi. Tim atletik Brazilia sempat menasehati bahwa De Lima tidak sia-sia ketika dirinya tak mendapatkan medali emas, karena setelah itu ia menerima medali Pierre de Coubertin dari Komite Olimpiade Internasional saat upacara penutupan, sebagai langkah untuk menenangkan insiden.

Dilansir dari dailytelegraph, legenda sepakbola asal Brazil pele, mengatakan, jika De lima dianggap sebagai kandidat yang tepat untuk menyalakan kuali api di Rio de Janeiro. Namun sayangnya Pele tidak ikut hadir menyaksikan peristiwa tersebut karena terganjal masalah kesehatannya.

Selain De Lima, juara tiga kali Prancis Terbuka dan mantan petenis nomor 1 dunia Gustavo Kuerten juga berkesempatan membawa obor ke Maracana. Namun tetap saja, De Lima sebagai penyala kuali memiliki momen yang akan dikenang sepanjang masa.

Sebelum De Lima menyalakan obor, sebuah momen emosional ditampilkan. Ketika Kuerten sampai di Maracana, ia memberikan obor itu kepada pemain basket legendaris Hortencia Marcari. Marcari kemudian berlari menuju De Lima. Atlet maraton itu kemudian berlari menaiki tangga dan menyalakan kuali, sebagai pertanda Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro resmi dibuka.

Destrianita | dailytelegraph.com.au

Berita terkait

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

13 Agustus 2021

Perjalanan Hidup Eko Yuli Irawan Rebut 4 Medali Olimpiade Diangkat Jadi Film.

Eko Yuli Irawan satu-satunya atlet Indonesia peraih medali di tiga ajang Olimpiade berbeda. Eko sempat tak disetujui orang tuanya menjadi atlet.

Baca Selengkapnya

Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

8 Agustus 2021

Cerita Liliyana Natsir Diundang ke Rumah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Untuk menyambut Liliyana Natsir, Raffi Ahmad sampai membuat lapangan bulu tangkis dadakan di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

24 Juli 2021

Ini Perolehan Medali Indonesia Selama Mengikuti Olimpiade

Indonesia secara keseluruhan telah meraih 32 medali selama mengikuti olimpiade.

Baca Selengkapnya

Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

23 Juli 2021

Begini Perbandingan Kostum Defile Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio dan Tokyo

Kontingen Indonesia menyertakan 10 wakil dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat, 23 Juli 202.

Baca Selengkapnya

Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

10 Maret 2021

Nama Pele Bakal Jadi Nama Baru Stadion Maracana, Ada Pro dan Kontra

Nama Edson Arantes do Nascimento alias Pele akan menjadi nama baru untuk Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil.

Baca Selengkapnya

Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

13 Januari 2020

Kimia Alizadeh Membelot dari Iran ke Negara di Eropa

Satu-satunya atlet putri Iran peraih medali Olimpiade, Kimia Alizadeh menyatakan membelot dan pindah secara permanen ke sebuah negara di Eropa.

Baca Selengkapnya

Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

28 Mei 2019

Balap Sepeda BMX dan Trek Berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020

Balap Sepeda BMX dan trek memiliki peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 karena prestasi yang baik selama ini.

Baca Selengkapnya

Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

23 Mei 2019

Peraih Perak Marathon Putri Olimpiade 2016 Terkena Doping

Eunice Kirwa, peraih perak marathon putri di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil diskors karena tersangkut doping.

Baca Selengkapnya

Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

12 Maret 2019

Kelly Catlin, Juara Dunia Balap Sepeda Putri Meninggal Bunuh Diri

Kelly Catlin, juara dunia balap sepeda putri asal Amerika Serikat meninggal akibat bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

3 Februari 2019

Tinju Dunia: Usai Kalah TKO, Tommasone Melamar Kekasihnya di Ring

Petinju dunia asal Italia, Carmine Tommasone memiliki cara unik untuk melamar kekasihnya, Laura.

Baca Selengkapnya