Polio Tak Lumpuhkan Semangat Lifter Bersaudara Ini
Sabtu, 22 Oktober 2016 14:56 WIB
INFO PEPARNAS - Saat menyaksikan sang adik memenangkan emas dalam angkat berat kelas 41 kilogram Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 di Hotel Grand Preanger, Bandung, Rabu 19 Oktober 2016, wajah I Gede Suwantaka memancarkan berbagai emosi: bahagia, bangga, bercampur haru. Barangkali dia jadi teringat pula perjuangan mereka berdua sejak awal menggeluti cabang olahraga ini.
Suwantaka dan adiknya, Ni Nengah Widiasih, sama-sama terserang polio saat masih kanak-kanak dan tinggal di kampung, di Nusa Dua, Bali.
“Saya pun menggunakan kayu sebagai penopang agar bisa jalan,” kata sulung dari empat bersaudara ini. Jangan mengira kayu yang dipakai Suwantaka adalah kayu penopang yang khusus dibuat untuk penyandang difabel. Suwantaka memakai kayu apapun yang cukup kuat menopang tubuhnya, yang dia temukan di jalan.
Langkahnya menuju sekolah yang berjarak tiga kilometer semakin berat karena jalanan yang berpasir. Plus, Suwantaka menolak memakai alas kaki. Dia malu dengan sebelah kakinya yang terangkat.
Tapi kondisi itu sebetulnya jauh lebih baik dari sang adik. Widiasih hanya bisa merangkak pascapengobatan polio oleh mantri. Bahkan, dia tak bisa bersekolah karenanya.
Ketika di Sekolah Menengah Pertama, Suwantaka mulai menekuni olahraga angkat berat, serta rajin mengikuti kejuaraan. Adiknya yang terinspirasi olehnya, juga mulai menekuni olahraga yang sama.
Suwantaka pernah mengikuti Peparnas XIII/2008 di Kalimantan Timur. Pada Peparnas XIV/2012, dengan berat hati Suwantaka absen karena baru mendapatkan pekerjaan.
Baru tahun ini, Suwantaka bisa berlaga kembali di Peparnas, bersama sang adik. Di Peparnas XV, Widiasih sempat gagal mengangkat beban 96 kilogram, namun Suwantaka menduga adiknya hanya kurang fokus saja karena saat latihan sehari-hari, beban 100 kilogram pun mampu dia angkat. Terbukti akhirnya Widiasih berhasil mengangkat beban itu, sekaligus memecahkan rekor atas namanya.
Widiasih juga mengharumkan nama Indonesia dalam Paralimpiade di Brasil beberapa waktu lalu, saat meraih perunggu setelah sukses mengangkat beban 95 kilogram. “Dia hampir berhasil di angkatan 100 kilogram, tapi karena goyang, jadi didiskualifikasi,” kata Suwantaka.
(*)