Kasus Doping PON Jawa Barat, Atlet Ditawari Buka Sampel Kedua

Reporter

Senin, 16 Januari 2017 09:49 WIB

Seorang teknisi mempersiapkan deposito sampel, pada gel elektroforesis SDS untuk mendeteksi doping dengan alat EPO. Prosedur yang rumit membuat pekerjaan mendeteksi doping pada atlet, menjadi tidak mudah. Chatenay, Perancis, 25 Februari 2015. Frederic T Stevens / Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga membentuk Dewan Disiplin Antidoping untuk menindaklanjuti temuan kecurangan 14 atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XV Jawa Barat 2016. Lembaga Antidoping Indonesia (Ladi) menemukan zat terlarang atau doping dalam contoh urine 14 atlet tersebut.

Dewan Disiplin Antidoping diketuai Cahyo Adi dengan dua anggota, Rizky Mediantoro dan Haryono, ditambah Yuni Kusmiati sebagai panitera. Mereka bekerja berbekal surat keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga resmi.

"Tim Dewan Disiplin Antidoping akan bekerja dua-tiga bulan. Selanjutnya, mereka harus lapor ke Menpora paling lambat 14 hari kerja setelah pekerjaan mereka selesai," kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Sebagai langkah pertama, Cahyo Adi cs akan segera berkomunikasi dengan 14 atlet yang diduga menggunakan obat-obatan terlarang tersebut. Cahyo akan meminta mereka menerima tawaran pembukaan sampel kedua untuk menguji ulang hasil tes doping yang pertama.

Saat PON dan Peparnas Jawa Barat berlangsung, Ladi mengambil sampel urine dari 479 atlet peraih medali secara acak. Setiap contoh urine atlet dibagi menjadi dua sebagai bahan pembanding.

"Ini langkah yang harus kami lakukan setelah mereka didiskualifikasi dan dicabut medali berikut bonusnya oleh Pengurus Besar PON," ujar Cahyo.

Menurut Cahyo, bisa saja atlet menolak membuka sampel B. Sebab, sampel kedua ini tak bisa dibuka sembarangan. Sampel tersebut harus dibuka dan diuji di laboratorium tes doping nasional India. Namun biaya pengujian sampel kedua wajib ditanggung atlet.

Adapun biaya uji sampel di India cukup mahal, yakni sekitar US$ 300 atau Rp 3.990.000. Rinciannya, sekitar US$ 200 untuk biaya pengujian sampel dan US$ 100 sebagai ongkos pengganti bagi saksi saat sampel diperiksa. "Untuk tahu hasil pengujian sampel kedua, bisa makan waktu tiga hari hingga satu bulan," tutur Cahyo.

Karena itu, Dewan Disiplin Antidoping akan menunggu tanggapan 14 atlet hingga dua pekan. Jika tak menanggapi tawaran uji sampel kedua, mereka dianggap menerima hasil uji sampel pertama yang menyatakan adanya penggunaan doping. "Jika begitu, kami akan lanjutkan proses dengan sidang dengar pendapat," ucap Cahyo.

INDRA WIJAYA

Berita terkait

Lakukan Doping di PON 2016, Banding 6 Atlet Binaraga Ditolak  

6 September 2017

Lakukan Doping di PON 2016, Banding 6 Atlet Binaraga Ditolak  

Komisi Banding Anti-Doping Nasional menolak banding enam atlet binaraga yang diputus bersalah menggunakan doping dalam PON 2016 lalu.

Baca Selengkapnya

14 Atlet PON yang Doping Segera Disidangkan

14 Februari 2017

14 Atlet PON yang Doping Segera Disidangkan

Dewan Disiplin Anti-Doping Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar sidang tujuh atlet terduga menggunakan zat doping dalam PON XIX.

Baca Selengkapnya

Gubernur Jawa Barat Bagikan Bonus Rp 238 M buat Atlet PON  

8 Februari 2017

Gubernur Jawa Barat Bagikan Bonus Rp 238 M buat Atlet PON  

Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bonus uang senilai Rp 238,032 miliar untuk atlet PON 2016.

Baca Selengkapnya

Freeport Sumbang Dana PON 2020 Rp 440 Miliar  

27 Januari 2017

Freeport Sumbang Dana PON 2020 Rp 440 Miliar  

Rencananya, dana itu akan digunakan untuk pembangunan kompleks olahraga Mimika.

Baca Selengkapnya

Kasus Doping PON XIX, Ini Langkah Dewan Disiplin Antidoping

16 Januari 2017

Kasus Doping PON XIX, Ini Langkah Dewan Disiplin Antidoping

Dewan Disiplin Antidoping menawarkan uji sampel kedua kepada
14 atlet pengguna doping saat PON XIX 2016 di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Pemprov Bali Mulai Bagikan Sejumlah Bonus ke Atlet PON

20 Desember 2016

Pemprov Bali Mulai Bagikan Sejumlah Bonus ke Atlet PON

"Ini adalah capaian yang luar biasa dan sesuai dengan target yang diberikan."

Baca Selengkapnya

Plt Gubernur Soni Bakal Anggarkan Bonus Atlet Tahun Depan  

18 Desember 2016

Plt Gubernur Soni Bakal Anggarkan Bonus Atlet Tahun Depan  

Jumlah bonus atlet dikurangi karena ada ketentuan yang membatasi.

Baca Selengkapnya

Riau Tebar Bonus Rp 17,4 Miliar kepada Atlet PON XIX

15 Desember 2016

Riau Tebar Bonus Rp 17,4 Miliar kepada Atlet PON XIX

Bonus diberikan kepada atlet berpretasi mulai esok hari, khusunya mereka yang memiliki rekening Bank Riau.

Baca Selengkapnya

Atlet Papua Tagih Janji Bonus PON 2016

6 Desember 2016

Atlet Papua Tagih Janji Bonus PON 2016

Mereka menggelar aksinya dengan membawa medali yang diraih di kejuaraan PON Jawa Barat lalu serta spanduk-spanduk berisi tuntutan.

Baca Selengkapnya

Atlet PON Terindikasi Doping, Aher Mengaku Kecolongan

1 Desember 2016

Atlet PON Terindikasi Doping, Aher Mengaku Kecolongan

Ahmad Heryawan mengatakan sudah berusaha mencegah penggunaan doping, tapi tetap saja kecolongan.

Baca Selengkapnya