TEMPO.CO, Jakarta - Jika wacana pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) bisa direalisasi, akan ada perubahan dalam mekanisme pengucuran dana atlet. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan dana atlet nantinya langsung disalurkan kepada pengurus besar (PB) setiap cabang olahraga.
"Aliran dana nantinya dari Kemenpora, dari deputi IV, serta dari Asdep Olahraga dan Prestasi langsung ke PB," ujarnya saat ditemui di kantor Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 15 Oktober 2017.
Imam berujar hal itu membuat dia dan PB langsung bertanggung jawab terhadap target dan raihan prestasi setiap atlet. Selama ini, fungsi itu masih dijalankan Satlak Prima.
Sedangkan untuk pengawasan alur dana dan penggunaannya, kata Imam, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang akan bertanggung jawab. "KONI kan wadah bagi induk cabor, harus mengawasi secara ketat dan detail, juga terhadap pelaksanaan perpres (peraturan presiden)," ucapnya.
Wacana pembubaran Satlak Prima hingga saat ini masih digodok. Pembubaran akan resmi jika perpres yang mengatur Satlak Prima dicabut atau direvisi. Imam mengatakan belum ada perpres baru terkait dengan hal tersebut, yang berarti Satlak Prima masih berjalan seperti biasa hingga kini.
Pembubaran Satlak Prima dinilai sebagai bentuk efisiensi birokrasi keuangan dan koordinasi. Selama ini, alur pendanaan dan komunikasi dari pemerintah kepada atlet dan sebaliknya dinilai terlalu panjang.
"Agar birokrasi keuangan dan koordinasi organisasi olahraga ini betul-betul harus dipangkas habis. Itu kan komitmen dari bapak Wapres dan Presiden. Apa pun hasil perpres, saya harus melaksanakannya dengan baik," tuturnya.