TEMPO.CO, Jakarta - MotoGP musim 2017 sudah berakhir beberapa bulan lalu. Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, berhasil menjadi juara ajang balap motor tersebut.
Meski sudah selesai, MotoGP tahun ini menyimpan banyak pertanyaan seputar turnamen tersebut. Dilansir dari Crash, berikut lima pertanyaan yang tidak terjawab di turnamen Moto GP 2017:
1. Ducati Menemukan Sesuatu di Tes Catalunya
Pada awal musim 2017, Ducati sempat mengalami sedikit kesulitan. Namun semua itu penemuan oleh tim Ducati di tes Catalunya. Penemuan itu terbukti berhasil, dimana pembalap Ducati, Andrea Dovizioso, berhasil menjadi juara di seri Catalunya.
Manajer Ducati Corse Gigi Dall'lgna dan Davide Tardozzi, serta pembalap penguji Michele Pirro menyatakan mereka menemukan sesuatu yang berharga. Namun mereka enggan menceritakan penemuan tersebut.
"Kami berjuang balik dari situasi sulit (awal musim) dan dari tes di Barcelona kami memperbaiki performa motor kami cukup banyak, di sisi teknis,” ujar Dall’Igna.
Sampai musim 2017 mereka enggan menceritakan penemuannya. Namun beberapa pengamat memperkirakan penemuan tersebut berhubungan dengan sasis baru mereka.
2. Valentino Rossi yang Cedera
Lintasan basah dan low grip seperti di Jerez, Catalunya, Sepang, dan Motegi terbukti menjadi masalah bagi tim Movistar Yamaha. Selain itu Valentino Rossi menganggap cederanya sebelum MIsano tidak menjadi kendala yang berarti.
Namun anggapan Rossi terbukti salah, ia kembali menderita cedera menjelang balapan di negaranya, Mugello. Pada seri Catalunya ia pun kembali mengalami cedera.
Saat musim berakhir, Rossi menempati posisi kelima klasemen dengan perolehan 208 poin. Rekan setimnya, Maverick Vinales berhasil finis di posisi ketiga, unggul 22 poin dari Rossi. Banyak pihak yang berpendapat bahwa Rossi dapat menempati posisi yang lebih baik jika ia tidak mengalami cedera tersebut.
3. Konflik Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso
Terlepas dari semua perdebatan mengenai perintah tim Ducati saat balapan. Pada seri Valencia Dovizioso berpeluang menjadi juara dunia 2017, jika Lorenzo mengikuti instruksi dari tim. Dovizoiso justru terjatuh, dan membuat peluang juara menjadi pupus.
Lorenzo berdalih dirinya akan membantu Dovizioso menjelang lap terakhir, bukan saat balapan berlangsung.
“Saya ulangi, mungkin di beberapa sudut dan beberapa momen saat perlombaan saya bisa memperlambat Dovi turun sedikit. Tapi dalam istilah umum -melewati 30 lap- saya masih yakin bahwa (Dovi mengikuti) saya membantunya untuk menjadi lebih kompetitif. Seperti yang telah dia katakan,” ujar Lorenzo.
4. Maveric Vinales yang Tidak Konsisten
Menjadi pembalap tercepat di semua tes musim dingin dan juara di tiga dari lima balapan pembuka, Vinales diprediksi dapat menjadi juara di musim 2017. Namun prediksi tersebut salah, sejak penampilannya yang menurun di Catalunya. Pada seri tersebut Vinales hanya dapat menempati posisi ke-10.
Masalah motor di lintasan basah dan low grip sempat dikatakan menjadi kendala pebalap tersebut. Namun rekan setimnya, Valentino Rossi berhasil menang dengan motor yang sama di Assen.
Setelah itu Vinales hanya mampu menempati posisi runner-up di Mugello dan Silverstone. Serta peringkat ketiga di Brno dan Phillip Island.
5. Jatuhnya Andrea Iannone di Qatar
Andrea Iannone berhasil menempati posisi kedua dalam kualifikasi seri Qatar, di musim perdananya bersama Suzuki. Hal tersebut membuat Iannone difavoritkan menjadi pemenang di seri tersebut. Namun pebalap Italia tersebut justru terjatuh di pertengahan balapan.
Debutnya bersama motor GSX-RR yang sebelumnya diprediksi akan berlangsung manis, justru menjadi petaka. Sejak kejadian tersebut, tim Suzuki menjalani musim dengan buruk.
Sampai musim MotoGP berakhir, Suzuki hanya mampu berada di posisi keempat sebanyak dua kali, di Jepang dan Valencia. Banyak pihak yang mengatakan bahwa jika Iannone tidak terjatuh di Qatar, Suzuki akan mengalami musim yang lebih baik.
CRASH | NAWIR ARSYAD AKBAR