TEMPO.CO, Jakarta - Benjamin Pavard baru saja menyelesaikan kelas Bahasa Jerman di Stuttgart saat pelatih timnas Prancis di Piala Dunia 2018, Didier Deschamps memanggilnya untuk bergabung.
Itulah kejadian pada 7 November 2017 yang paling diingat Pavard. Pilihan Deschamps tidak keliru, karena Pavard akhirnya menyumbangkan satu gol saat Prancis menyingkirkan Argentina dari 16 besar Piala Dunia lewat kemenangan 4-3.
“Saya benar-benar girang saat itu. Saya sampai menangis di depan kedua orang tua saya karena sangat gembira. Rasanya semua jerih payah yang saya lakukan sejak bocah terbayar sudah,” kata Pavard, pemuda kelahiran 28 Maret 1996.
Gol Pavard ke gawang Argentina yang dijaga Franco Armani merupakan gol pertamanya dalam 9 kali membela timnas Prancis.
Tak ada yang menyangka Pavard bisa masuk ke timnas, sebab dia pemain yang tidak dianggap di Liga Prancis. Pavard dibuang oleh klubnya, Lille dan berlabuh di VfB Stuttgart, Jerman dengan harga 5 juta Euro atau hampir Rp 84 miliar.
“Di Lille saya tidak memperoleh cukup kepercayaan. Untung Stuttgart mengambil saya, dan mental Jerman mematangkan pribadi saya sebagai pesepakbola,” kata Pavard lagi.
Di VfB Stuttgart yang Pavard perkuat sejak 2016, pelatih Hannes Wolf memberikan kepercayaan penuh. Bek yang mengidolakan Sergio Ramos dan Matt Hummels ini tak pernah sekalipun absen dari laga Stuttgart.
“Pavard memang tidak berpengalaman, tetapi dia masih muda dan saya senang dengan pemain muda. Dia juga dapat bermain di segala posisi, meskipun aslinya bek tengah,” kata Deschamps saat merekut Pavard.
Benjamin Pavard membayar lunas kepercayaan Didier Deschamps dengan satu gol dan meloloskan Prancis ke perempat final Piala Dunia 2018. Kini dia tinggal menunggu tawaran klub besar Eropa yang berminat mengontraknya.
USA TODAY | AP