TEMPO.CO, Jakarta - Lalu Muhammad Zohri, atlet 18 tahun yang baru menjadi juara dunia atletik U-20, berasal dari keluarga tak mampu. Rumahnya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, sangat menyedihkan. Bangunan rumahnya itu berupa gubuk bambu, yang di beberapa bagian dilapisi koran bekas.
"Iya, sampai sekarang kondisi rumah masih sama," kata kakak Lalu, Fazilah, ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Kamis, 12 Juli 2018.
Kondisi rumah atlet atletik nasional Lalu Muhammad Zohri di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto: Antaranews/Dok. PB PASI)
TEMPO.CO, Jakarta - Lalu Muhammad Zohri, atlet 18 tahun yang baru menjadi juara dunia atletik U-20, berasal dari keluarga tak mampu. Rumahnya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, sangat menyedihkan. Bangunan rumahnya itu berupa gubuk bambu, yang di beberapa bagian dilapisi koran bekas.
"Iya, sampai sekarang kondisi rumah masih sama," kata kakak Zohri, Fazilah, ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Kamis, 12 Juli 2018.
Kondisi rumah itu tampaknya akan segera berubah setelah Zohri tampil menggebrak dengan menjuarai nomor lari 100 meter dalam kejuaraan di Finlandia, Rabu, 11 Juli 2018. Pemerintah daerah siap membantu memperbaikinya.
Baca: Presiden Jokowi Bangga Lalu Muhammad Zohri Jadi Juara Dunia U-20
Bupati Lombok Utara H. Najmul Ahyar menyatakan akan membantu memperbaiki rumah Zohri karena telah berprestasi mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.
"Sebagai bentuk apresiasi, insya Allah akan kami wujudkan dalam bentuk kebijakan. Saya akan bicara dengan TAPD (tim anggaran pemerintah daerah), mungkin kaitan dengan rumahnya," ujarnya di Tanjung, Kamis.
Ia juga berkeinginan merekrut Zohri sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) karena telah berprestasi dalam dunia olahraga tingkat internasional. Namun hal tersebut terkendala aturan yang belum memberikan ruang sebagai bentuk kompensasi bagi atlet yang telah berlatih keras hingga meraih prestasi tingkat dunia.
Karena itu, Najmul mendorong pemerintah pusat memikirkan masa depan atlet-atlet yang berprestasi. Pasalnya, masalah kejelasan masa depan menjadi keluhan para atlet yang fokus berlatih hingga sekolahnya kurang terurus. "Seandainya pemerintah daerah berhak mengangkat menjadi CPNS, saya bisa pastikan merekrut Lalu Muhammad Zohri. Namun bukan daerah yang punya wewenang," ucapnya.
Baca: Muhammad Zohri Juara Dunia Atletik U-20, Pelatihnya Tak Menyangka
Najmul juga mempertimbangkan untuk membangun lintasan atletik di lapangan Gondang sebagai pusat latihan cabang olahraga lari yang diharapkan bisa memunculkan Zohri lainnya.
"Kami sudah merencanakan program pembangunan lintasan atletik tersebut. Mudah-mudahan pada tahun anggaran berikutnya bisa diwujudkan," tuturnya.
Zohri meraih gelar juara dunia lari 100 meter putra U-20 dengan mengungguli dua pelari asal Amerika Serikat. Ia memastikan Indonesia meraih gelar pertamanya dalam kejuaraan resmi IAAF itu.