TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 17 wakil dari Indonesia akan turun di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 yang akan digelar di Nanjing, Cina, pada 30 Juli hingga 6 Agustus 2018 mendatang. Didominasi pemain muda, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) tetap yakin Indonesia dapat berbicara banyak.
"Banyak pemain muda yang akan turun, Owi/Butet (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir) memang tidak diturunkan dan Ricky/Debby (Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto) juga karena untuk persiapan Asian Games. Ganda campuran banyak atlet muda tapi kami tetap yakin bisa berikan hasil terbaik," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti, dalam konferensi pers di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis, 26 Juli 2018.
Indonesia meloloskan 2 tunggal putri, 3 tunggal putra, 4 ganda putra, 4 ganda putri, dan 4 ganda campuran. Indonesia tercatat tak pernah absen meraih setidaknya satu gelar juara dunia tiap tahunnya. Tahun lalu, Tontowi/Liliyana yang keluar sebagi juara di nomor ganda campuran.
Pada tahun ini banyak pemain yang akan menjalani debut di Kejuaraan Dunia. Di ganda campuran ada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Ronald Alexander/Anisa Saufika, dan Yantoni Edy Saputra/Marsheilla Gischa Islami. Di ganda putra ada pasangan Berry Angriawan/Hardianto, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, juga Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso.
Pada sektor tunggal putri ini menjadi debut bagi Gregoria Mariska Tunjung. Sementara itu seluruh wakil di ganda putri akan menjalani debut di Kejuaraan Dunia. Bahkan pasangan junior di ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuella berhasil dan akan memulai dari babak kualifikasi. Hanya Greysia Polii yang pernah merasakan atmosfer Kejuaraan Dunia pada 2015 silam bersama Nitya Krishinda Maheswari.
Meski Tontowi/Liliyana absen, namun beberapa pemain top Indonesia seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamljo, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, hingga Greysia Polii/Apriyani Rahayu tetap dikirim oleh PBSI.
"Khusus mixed double tidak diberangkatkan karena fokus Asian Games. Ganda putra tetap berangkat karena secara kekuatan dan kondisi mereka masih muda, jadi tidak bermasalah dengan dua turnamen berdekatan. Kalau Owi/Butet sudah senior, kami harus mengatur peak performance mereka," kata Susy.
Jarak waktu antara Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2018 hanya dua minggu. Susy mengatakan kedua turnamen ini sama pentingnya bagi para atlet. Kejuaraan Dunia merupakan salah satu turnamen bulu tangkis tertinggi. Sedangkan Asian Games hanya terjadi empat tahun sekali dan Indonesia berperan sebagai tuan rumah di tahun ini. Bulu tangkis terhitung salah satu cabang olahraga yang paling diharapkan dapat menyumbang emas.
Meski begitu, Susy mengatakan para pemain tak ada masalah sama sekali dengan hal ini. Mereka telah diberi program khusus dalam tiga minggu terakhir. Untuk Kejuaraan Dunia kali ini pun, Susy mengatakan target utamanya adalah meraih satu gelar saja.
"Tidak harus pasti dari ganda putra. Dari lima sektor siapa saja bisa. Peluang memang ganda putra, tapi mixed double dan ganda putri juga punya peluang yang sama," kata Susy.
EGI ADYATAMA