TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah atlet paralayang menjadi korban gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Kepala Pelatih Tim Nasional Paralayang Gendon Soebandono mengatakan ada tujuh atlet paralayang yang terjebak di reruntuhan Hotel Roa Roa, Palu.
"Enam atlet Indonesia dan satu atlet Korea Selatan," kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 30 September 2018.
Keenam atlet itu tiga diantaranya berasal dari Sulawesi Utara dan tiga lainnya dari Jawa Timur. Mereka adalah Ardi Kurniawan, Reza Kambey, Fahmi, Franky Koaas, Petra Mananggi, dan Glen Mononutu. Menurut Gendon, keenam atlet tersebut tengah mengikuti Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 yang digelar di Kota Palu.
Dari keenam atlet paralayang, kata Gendon, Ardi dan Reza tercatat sebagai anggota tim nasional (Timnas). Keduanya sempat masuk pemusatan latihan nasional Paralayang untuk Asian Games 2018.
"Ketujuh atlet ini menginapnya di Hotel Roa Roa," ucap Gendon.
Gempa berkekuatan magnitude 7,4 mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat kemarin. Gempa yang disusul dengan tsunami itu menghancurkan bangunan dan menyebabkan ratusan orang mengalami luka-luka. Saat ini petugas tengah melakukan evaluasi terhadap korban yang berada di reruntuhan bangunan.
Gendon menambahkan dalam Festival Pesona Palu Nomoni terdapat lomba lintas alam yang bisa diikuti oleh atlet paralayang. Diperkirakan ada 31 atlet yang ikut serta di acara yang berlangsung 24-30 September 2018. Informasi yang diperoleh Gendon, sekitar 15 atlet menginap di Hotel Roa Roa, sementara sisanya di hotel lain.
"Sepertinya saat kejadian mereka sedang istirahat karena lomba sudah selesai sejak Jumat siang," kata dia.
Menurut Gendon, Reza dan Ardi merupakan atlet Paralayang bertanding di nomor akurasi dan lintas alam. Sebelum meramaikan Festival Nomoni, keduanya sempat mengikuti Kejuaraan Nasional di Sumedang, Jawa Barat pada 10-14 September 2018.