TEMPO.CO, Palembang- Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, memastikan akan mengembalikan kejayaan klub Sriwijaya FC di Liga 1 mulai tahun depan, 2020. Pada 2019 ini, Sriwijaya FC terdegradasi ke Liga 2.
Sebagai langkah awal, dia akan mengambil alih kepemilikan saham mayoritas dari Muddai Madang ke pemerintah provinsi melalui yayasan sekolah sepak bola. Uang sejumlah miliaran rupiah pun bakal disiapkannya untuk membeli saham Muddai senilai lebih dari Rp 5 miliar. "Kami tidak bisa berbuat banyak karena bukan pemegang saham mayoritas," kata Herman Deru, Senin, 7 Januari 2019.
Menurut Deru, sejak bulan Juli lalu, kepemilikan saham PT Sriwijaya Optimis Mandiri selaku operator klub berubah total dengan Muddai sebagai pemegang saham 88 persen. Sedangkan pihaknya hanya 11 persen. Seebelumnya kepemilikan saham meliputi Muddai hanya 32 persen, Bakti Setiawan 3 persen, dan HM Baryadi 5 persen. Adapun yayasan 11 persen.
Untuk mengakhiri ketidakpastian kepengurusan dan kepemilikan, sebelum tanggal 15 Januari 2019 ini akan digelar pertemuan khusus yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. "Berikutnya, Sriwijaya tidak boleh lagi diseret-seret ke politik," ujarnya. "Anak dan menantu saya sekalipun tidak boleh jadi pengurus," kata Deru menambahkan.
Deru mengkhawatirkan bila klub ditarik-tarik ke ranah politik, maka dalam waktu dekat klub tidak lagi menjadi kebanggaan masyarakat banyak. Bahkan untuk memuluskan niatnya itu, Gubernur juga meminta agar warna kostum Sriwijaya tidak menyerupai warna kaos partai politik. Ia lebih setuju bila klub tersebut mengenakan seragam dengan corak kain khas Sumsel. "Kita gunakan motif dan warna-warni kain songket."
Muddai Madang, direktur PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), selaku operator klub, menjelaskan ia rela melepas jabatan dan kepemilikan saham di Sriwijaya FC kepada siapapun. Hanya saja, ia berharap Sriwijaya FC bisa dikendalikan pihak pemerintah. baik melalui yayasan ataupun badan usaha milik daerah.
Muddai telah menyetor dana awal sebesar Rp 5 miliar ke PT SOM. Dana awal itu dia gunakan untuk membayar gaji pemain Sriwijaya FC dan biaya operasional. "Selain Rp 5 miliar itu, ada kewajiban lain yang harus dibereskan oleh pengurus berikutnya," kata Muddai.
PARLIZA HENDRAWAN