TEMPO.CO, Jakarta - Sektor ganda putra Indonesia selalu menjadi andalan untuk merebut gelar juara bulu tangkis di berbagai turnamen. Khusus di kejuaraan All England, ganda putra bisa dibilang konsisten menjaga tradisi juara. Diawali dengan pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra pada All England 1972, ganda putra total sudah membawa pulang 22 trofi. Terakhir, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan keluar sebagai juara All England 2019 mengulangi kesuksesan di 2014.
Christian Hadinata menyatakan sebelum era 1970 ganda putra belum menjadi andalan. Indonesia masih mengandalkan tunggal putra untuk membawa pulang gelar juara. "Lalu ada pemikiran agar jangan tunggal putra saja yang juara," ucap Christian di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.
Di sisi lain, lanjut Christian, persaingan ganda putra di masa itu tidak seketat saat ini dan tidak banyak yang melirik. Nomor tunggal-lah yang memiliki persaingan ketat. "Apalagi di ganda campuran seolah jadi buangan," kata dia.
Namun hasilnya mengejutkan. Tampil perdana di All England 1972 Christian/Ade langsung juara. Sejak saat itu ganda putra Indonesia nampak superior dibandingkan nomor lainnya.
Ketua Harian Perkumpulan Bulu Tangkis Jaya Raya Imelda Wiguna menilai tradisi menjaga juara di ganda putra tak lepas dari berjalannya pembinaan pemain. Menurut dia, proses kaderisasi berjalan mulus karena ada banyak pemain yang berhasil. Ke depan, Imelda menyebut, agar ganda putra bisa konsisten menyumbangkan gelar harus ada regenerasi dari pelatih. "Harapannya Herry IP (pelatih nasional ganda putra) bisa ada pengganti," ucap Imelda.
ADITYA BUDIMAN