TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) akan membuat program prioritas sebagai persiapan menuju SEA Games 2019. Wakil Ketua Umum PRSI Harlin Rahardjo mengatakan salah satu program yang sudah berjalan ialah desentralisasi pemusatan latihan nasional (Pelatnas).
Harlin menyatakan desentralisasi merupakan upaya pengurus untuk menghemat pengeluaran. Sebab, Kementerian Pemuda dan Olahraga hanya memberikan dana Pelatnas untuk cabang akuatik sebesar Rp 9 miliar dari yang diusulkan sekitar Rp 45 miliar. "Pelatnasnya ada di Jakarta, Bali, Bandung, dan Riau," ucap Harlin di Stadion Akuatik Senayan, Rabu, 27 Maret 2019.
Sebelumnya, PRSI menyatakan hanya mendapatkan bantuan dana Rp 9 miliar dari pemerintah untuk Pelatnas SEA Games 2019. Dana itu dinilai kecil sebab ada tiga cabang olahraga di bawah naungan PRSI yang diharapkan dapat medali, yakni renang, polo air putra, dan loncat indah.
Harlin menyatakan di nomor renang keterbatasan dana masih bisa disiasati. Ia mengatakan PRSI kemungkinan hanya akan mengirim perenang unggulan ke turnamen internasional atau mengikuti pemusatan latihan di luar negeri.
Masalah terbesar ada di nomor polo air. Harlin menyebut PRSI berencana menggelar latihan di Serbia sebelum tampil di SEA Games. Namun dengan dana terbatas nampaknya hal itu sulit terwujud. "Problem terbesar di polo air karena ditargetkan (dapat medali) emas," ucapnya.
Pelatih renang tim nasional Indonesia Albert Susanto menambahkan sejauh ini perenang yang berpeluang dikirim berlatih di luar negeri atau tampil di kejuaraan internasional ialah I Gede Siman Sudartawa. Menurut dia, Siman sedang disiapkan berlatih ke Amerika Serikat. "Satu lagi (diusulkan) Gagarin Nathaniel. Itu kalau diizinkan oleh pelatihnya," kata Albert.
Siman merupakan atlet renang andalan Indonesia di nomor 50 meter gaya punggung putra. Pada SEA Games 2017 ia berhasil menyumbangkan satu medali emas. Sementara Gagarin membawa pulang medali emas SEA Games 2017 di nomor 100 meter gaya dada.
ADITYA BUDIMAN