TEMPO.CO, Jakarta - Tim nasional (Timnas) basket putri Indonesia belum berani memasang target di ajang SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Manajer Timnas putri, Christopher Tanuwidjaja mengatakan, terbatasnya anggaran menjadi alasan utamanya.
Tanpa menyebutkan berapa anggaran yang diberikan pemerintah, Christopher menilai, terbatasnya dana membuat Timnas tak bisa bergerak leluasa saat menggelar pemusatan latihan nasional (Pelatnas). "Target tidak mau muluk-muluk karena budgeting kami sangat ketat sekali tahun ini," ucap Christopher di Jakarta, Senin, 20 Mei 2019.
Dengan terbatasnya anggaran, lanjut Christopher, program Pelatnas yang akan dijalankan skuad basket putri disebut tidak akan lama. "Training camp mulai Juli dan kami manfaatkan fasilitas sendiri di Surabaya," kata pria yang juga menjabat Managing Partner di klub basket BTN CLS Knights itu.
Pada SEA Games 2017 tim basket putri Indonesia membawa pulang medali perunggu. Indonesia mengalahkan Singapura dengan skor 83-62.
Christopher menambahkan saat ini Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) tengah mencari sosok pelatih. Menurut pria yang akrab disapa Itop itu, posisi juru taktik sudah mengerucut ke satu nama.
Ia menyebut Perbasi tertarik memboyong pelatih yang menangani salah satu klub Liga Basket Australia. "Inisial pelatihnya LC. Dia sudah lama melatih di liga tertinggi di Australia," ucap Christopher.
ADITYA BUDIMAN