TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Indonesia Sean Gelael mengambil keputusan berani dengan menyatakan mundur dari balapan Formula 2 di Silverstone Inggris pada akhir pekan ini.
Menurut rilis Tim Jagonya Ayam, sikap ini diambil sebagai bentuk respons atas keputusan penyelenggara balapan yang kerap kali merugikan pembalap Indonesia ini.
Jelang balapan di Silverstone, Sean kembali diperlakukan dengan hukuman yang berlebihan dari steward balapan. Semua bermula dari insiden di free practice Jumat (12/7).
Pembalap tim Pertamina Prema Racing ini, sedang melakukan "hot lap". Namun, lajunya terhadang oleh Louis Deletraz di tikungan enam. Karena sedang melaju kencang tentu saja Sean berhak untuk tetap tancap gas, dan mestinya justru Deletraz yang sedang melakukan slow lap memberi jalan.
Sean maupun Deletraz dipanggil steward yang menilai adanya insiden. Saat menanti proses, pihak Deletraz dan tim Carlin meminta maaf kepada Sean dan tim PREMA Racing dan ini pun diterima dengan baik.
Akan tetapi, Sean dan Tim Pertamina Prema Racing justru dikejutkan dengan keputusan steward. Pembalap yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia ini, justru dianggap bersalah atas insiden itu. Sean pun terkena dua poin penalti dan reprimand (peringatan keras).
Padahal, akibat insiden itu mobil Sean rusak dan dia kehilangan track time signifikan yang berdampak pada hasil kualifikasinya yang P18, karena dia belum beradaptasi dengan aspal baru Silverstone. Itu saja sesungguhnya sudah "penalti" tersendiri buat Sean dan tim.
Yang lebih mengecewakan lagi, Sean mendapat tambahan penalti dengan hukuman mundur tiga grid pada balapan. Alasannya, setelah mempelajari video lebih seksama Sean dianggap benar-benar membuat kesalahan karena salah mengantisipasi tikungan.
Atas sanksi ini, Sean mengambil sikap untuk mundur dari balapan Silverstone. Dalam rilisnya, PREMA Racing menyatakan bisa memahami keputusan yang diambil Sean Gelael.
Keputusan merugikan bukan kali ini saja yang diterima Sean dalam balap Formula 2. Sebelumnya yang paling terasa adalah di Monte Carlo, Monako. Waktu itu Sean yang berpeluang naik podium karena race dihentikan, malah dianggap tertinggal 1 lap. Buntutnya, jangankan podium, finis di lima besar pun mustahil karena di Monte Carlo menyusul adalah hal sulit.