TEMPO.CO, Jakarta - Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat masih ingat pesan yang disampaikan Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie saat kontingen Merah Putih berlaga di Piala Thomas dan Uber 1998 yang berlangsung di Hongkong. Saat itu, Taufik belum bermain tetapi ikut dalam kontingen.
"Waktu itu, pesan Pak Habibie, 'Dengan negara kita yang lagi begini (waktu itu kerusuhan), apa pun semua kondisinya, hanya bulu tangkis lah yang bisa menyatukan dan mengharumkan nama Indonesia lewat Thomas dan Uber Cup'," kata peraih emas Olimpiade 2004 ini di Jakarta Timur, Kamis, 12 September 2019.
"Pesannya jangan sampai olahraga bisa dipengaruhi oleh kekacauaan ini, politik harus dijauhkan. Namanya juga sport harus sportif," kata Juara Dunia 2005 ini.
Harapan BJ Habibie menjadi kenyataan. Indonesia menyabet juara Piala Thomas 1998.
Tim Merah Putih berangkat ke Hongkong dilepas oleh Presiden Soeharto. Namun, saat pulang, disambut Presiden Habibie.
Mantan pebulu tangkis Indonesia, Hendrawan juga mengenang momen saat Presiden Habibie menyambut Tim Thomas yang pulang ke Tanah Air dengan gelar juara.
Hendrawan mengatakan saat itu Tim Thomas Indonesia bertanding di putaran final ketika di Tanah Air mengalami kerusuhan massal. Terjadi demo menuntut turunnya Presiden Soeharto. Indonesia menjadi juara Piala Thomas 1998 setelah mengalahkan Malaysia di final.
"Pak Habibie cuma bilang kepada Tim Piala Thomas yang juara pada situasi sulit. 'Sedikitnya bisa mengobati luka bangsa akibat kerusuhan'," kata Hendrawan mengenang peristiwa itu, Rabu, 11 September 2019.
BJ Habibie wafat di RSPAD setelah menjalani perawatan intensif sejak awal September. Jenazah Presiden RI ke-3 itu dimakamkan di TNMP Kalibata Jakarta, Kamis, 12 September, di sebelah pusara istrinya, Ainun Habibie di slot 120-121.
IRSYAN HASYIM