TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Olahraga Prestasi Internasional Kementerian Pemuda dan Olahraga, Yayan Rubaeni, menilai prestasi Kontingen Indonesia yang meraih 72 medali emas SEA Games 2019 tidak terlepas dari dukungan dana pembinaan yang dikuucrkan selama pemusatan latihan nasional (Pelatnas). Selain SEA Games 2019, ia juga mengatakan pada 14-25 Januari 2020 kembali Kontingen Indonesia mengikuti multievent ASEAN Para Games 2020 di Filipina.
"Tahun 2019 kami memfasilitasi pembinaan pelatnas sebanyak 65 cabang olahraga, terdiri dari 49 cabang olahraga untuk persiapan SEA Games dan Olimpiade serta 16 cabang olahraga untuk persiapan ASEAN Para Games dan Paralimpiade," kata dia dalam konfrensi pers di Hotel Sahid Jaya, Solo, Rabu, 18 Desember 2019.
Yayan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional memyebutkan Pelatnas SEA games dan Olimpiade dan ASEAN Para Games dan Paralimpiade berjalan secara beriringan dengan dana terakumulasi secara komprehensif dari pemerintah. Menurut dia, mekanisme pencairan anggaran sesuai dengan petunjuk teknis yang telah disepakati bersama cabang olahraga melalui dua tahap.
"Tahap pertama kami sampaikan 70 persen yang disepakati, berikutnya tahap kedua sebesar 30 persen itu diberikan apabila minimal 80 persen dari 70 persen anggaran yang disalurkan itu sudah digunakan dan ada SPJ (surat pertanggungjawaban)," ungkap dia.
Yayan mengungkapkan bahwa proses pencairan dana Pelatnas tahap kedua telah dilakukan pada periode Oktober-November. Menurut dia, dalam proses mendapatkan dana talangan untuk pembinaan atlet terdapat dinamika yang terjadi. "Prinsipnya syarat utama harus sudah digunakan minimal 80 persen dan kedua SPJ lengkap," kata dia.
Menurut dia, total dana yang dialokasi pemerintah untuk Pelatnas 2019 yakni
Rp 386 miliar. Rinciannya, Rp 266,2 miliar untuk pelatnas persiapan SEA Games dan Olimpiade serta Rp 119,86 miliar untuk persiapan Asean Para Games dan Paralimpiade.
Namun, Yayan melanjutkan, dari Rp 386 miliar itu sampai batas akhir pencairan di Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara (KPPN) tidak semuanya terserap. Menurut dia, ada tiga cabang olahraga tidak mengajukan pencairan tahap kedua yaitu cabang olahraga tenis, PSWAPI Persatuan Ski Air, dan Wake Board Indonesia (PSAWI), dan biliar.
"Dari total Rp 386 miliar yang teralokasikan hanya terserap Rp 381,9 miliar karena tiga cabor tidak mengajukan tahap dua," kata dia.
Yayan mengatakan telah melakukan konfirmasi kepada tiga cabang olahraga yang tidak mengajukan pencairan tahap kedua. Menurut dia, tiga cabang olahraga menjelaskan bahwa dana tahap pertama yang 70 persen telah cukup untuk membiayai Pelatnas selama tahun 2019. Dalam perspektif anggaran, kata Yayan, cabang olahraga yang tidak mengajukan pencairan tahap kedua telah melakukan efiesiensi anggaran.
Ia menyebutkan bahkan cabang olahraga tenis yang sebelumnya hanya ditarget 1 medali emas di SEA Games bisa melampaui dengan perolehan 3 medali emas. "Kalau dari segi anggaran itu dianggap produktif karena sudah melakukan efisiensi tapi hasil maksimal," ungkap dia.
Kemenpora, kata Yayan, ikut mendorong supaya cabang olahraga bisa tertib secara administrasi dalam pengelolaan anggaran. Menurut dia, dalam tahun 2019 telah melakukan tiga kali bimbingan teknis supaya seluruh kendala seperti urusan perpajakan bisa diminimalisir. "Kami terus melakukan pengawasan dan pendampingan sesuai yang diamanatkan oleh perundang-undangan," kata dia.
Sebelumnya, Tim Indonesia menjadi juara umum cabang olahraga tenis SEA Games 2019 Filipina. Ini setelah mampu mendulang tiga dari lima emas yang dipertandingkan pada kejuaraan dua tahunan tersebut.
"Ini prestasi luar biasa karena bisa memenuhi target. Tadinya hanya dua emas yang ditargetkan dari nomor ganda campuran dan ganda putri, namun ada tambahan satu emas dari tunggal putri," kata Ketua PB Pelti Rildo Ananda Anwar.
IRSYAN HASYIM