TEMPO Interaktif, London: Tottenham Hotspur kembali kalah setelah pada Senin (15/9) ditaklukkan tamunya Aston Villa 1-2.
Bagi Spurs, ini rekor terburuk awal kompetisi mereka karena baru mendapat nilai satu dari empat pertandingan. Bagi Aston Villa, ini kemenangan pertama mereka di kandang Spurs sejak 2000 serta membuat mereka berada di posisi keempat.
Tahun lalu, pertandingan dua tim ini berakhir 4-4. Tapi empat pemain andalan Spurs, Robbie Keane, Dimitar Berbatov, dan Younes Kaboul, sudah pindah ke tim lain.
Harapan munculnya pesta gol dalam pertandingan ini sempat muncul setelah Villa langsung menggunakan kecepatan menyerang Spurs. Mereka langsung mengirim bola ke belakang Corluka, pemain bertahan baru yang untuk pertama kali diturunkan. Dalam lima menit, Villa sudah unggul lewat gol Reo-Coker.
Dalam pertandingan itu, Luka Modrid dimainkan sebagai gelandang kiri. Karena tidak efektif, Ramos belakangan mengganti pemain Kroasia itu dengan Jenas pada menit ke-30. Pergantian ini sempat membuat lapangan tengah Spurs menguat. Tapi tak berapa lama lapangan tengah kembali dikuasai sepenuhnya oleh gelandang Villa, Gareth Barry dan Stiliyan Petrov.
Sebelas menit masuk babak kedua, Villa kembali mencetak gol lewat Ashley Young. Pendukung Spurs--yang terkenal setia--tetap bersemangat. Akhirnya Spurs bisa mencetak gol tiga menit menjelang bubar lewat Bent. Tapi gol ini tidak bisa menyelamatkan Spurs dari kekalahan.
Pelatih Tottenham, Juande Ramos, yang pernah mencoba 4-2-3-1, dalam pertandingan itu memilih formasi 4-1-3-2 dengan dua ujung tombak kembar, pemain baru dari Rusia Roman Pavlyuchenko. Tapi Pavlyuchenko tidak bisa berbuat banyak menghadapi garis pertahanan anak asuh Martin O'Neill yang dikomandoi Martin Laursen.
Pertandingan Senin itu menjadi satu-satunya Partai Liga Primer yang digelar. Hasil ini membuat Aston Villa berada di posisi keempat dari empat pertandingan. Tiga tim di atasnya adalah Chelsea, Liverpool, dan Arsenal.
Sedang Spurs, yang pada musim transfer lalu sibuk menahan-nahan Berbatov agar tidak pindah tapi akhirnya kehilangan kesempatan mencari-cari pemain cocok, berada di dasar klasemen.
Nurkhoiri/Guardian