TEMPO.CO, Jakarta - Apriyani Rahayu bercerita mengenal bagaimana awalnya dia jatuh cinta dengan bulu tangkis dan akhirnya menjadi andalan Indonesia di ganda putri.
Tadinya ia hanya hobi bermain tepok bulu di kampung halamannya, Desa Lawulo, Konawe, Sulawesi Tenggara. Namun sang ayah, Ameruddin menanggapinya dengan membuatkan raket dari kayu dan mencarikan shuttlecock bekas.
"Nah, waktu itu Bapak belum bisa beli raket, jadi dibikin kayu, bulat dan dibentuk begitu. Jadi ada pohonnya begitu di daerah saya," kata atlet berusia 22 tahun dalam video postingan akun Instagram PBSI, Senin, 27 Juli 2020.
"Untuk senarnya, digunakan tali pancing. Tapi enak-enak saja karena masih kecil kan," kata pemain klub Jaya Raya ini.
Menurut atlet kelahiran 29 April 1998 ini, ia begitu sayang dengan raket yang dimilikinya itu, sampai dipeluk ketika tidur. "Dulu setiap tidur saya peluk itu raket. Saya juga bingung kenapa melakukannya," kata dia.
Namun, Apriyani belum terpikir untuk bisa menjadi atlet bulu tangkis.
Sampai kemudian, ia masuk ke sebuah klub kecil di daerahnya dan dari tempat itu lah ketertarikannya muncul.
"Awalnya dari hobi. Saya enggak lihat siapa-siapa yang main. Saya tahunya Susy Susanti. Cuma ramai doang, tapi mukanya tak pernah lihat. Jadi sekadar hobi, orang tua juga mendukung, ya berjalan saja," kata dia.
Dukungan dari orang tua, kata dia diperlihatkan ketika harus bertanding ke Kota Makassar. Ia pun tidak memiliki biaya untuk membeli tiket kapal laut dan akomodasi selama turnamen.
"Jadi ayah itu minta ke pemerintah, misalnya ke bupatinya. Jadi ayah itu yang support banget, misalnya ayo ketemu ini, ketemu ini, sampai piagam-piagam saya bawa," kata Apriyani menceritakan perjuangan orang tuanya menjadi biaya untuk ikut turnamen bulu tangkis.
Apriyani pun membalas perjuangan orang tuanya dengan memberikan prestasi di bulu tangkis. Ia pun berhasil menjadi salah satu andalan di Pelatnas PBSI Cipayung.
Berpasangan dengan Greysia Polii, dia menduduki peringkat 8 dunia dan hampir memastikan tiket ke Olimpiade 2020. "Saya bangga tapi enggak mau yang bagaimana. Saya memang sudah masuk pelatnas tapi kan titiknya bukan di sana saja, ada yang ingin digapai. Ya saya bangga dengan diri saya," ujarnya.
IRSYAN HASYIM