TEMPO.CO, Jakarta - Marcus Ellis dan Chris Langridge menjadi pasangan ganda putra Inggris pertama dalam 45 tahun yang memenangkan Denmark Open. Mereka mengalahkan pasangan Vladimir Ivanov dan Ivan Sozonov pada babak final Denmark Open 2020 di Odense dengan skor 20-22, 21-17, 21-18.
Bermain imbang di dua game awal, Langridge dan Ellis hampir mendapat masalah di awal ronde ketiga. Mereka sempat tertinggal 2-7 dan mulai kehabisan tenaga di game ketiga. Namun, keduanya mampu bertahan dengan merebut game ketiga. "Kami sangat senang. Saya tahu kami tidak melihatnya karena kami lelah, tapi kami sangat senang," kata Langridge, dikutip dari BWF, Ahad, 18 Oktober 2020.
Gelar tersebut menandai kemenangan gelar terbesar bagi duo Inggris tersebut sejak medali emas Commonwealth Games pada 2018. Itu juga menjadikan mereka pasangan ganda putra Inggris pertama sejak David Eddy dan Eddy Sutton pada 1975 yang memenangi gelar tersebut. “Ini adalah turnamen besar, dan memenangkan Super 750 adalah salah satu kemenangan turnamen terbesar kami. Ini akan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah kami miliki," kata Ellis.
Baca juga : Bulu Tangkis: Turnamen Seri Asia Digelar di Thailand dengan Sistem Gelembung
Menurut Marcus Ellis, “Ini minggu yang luar biasa, kami sangat senang bisa kembali. Itu yang utama, jelas kami sangat gembira karena kami menang, tetapi hanya untuk kembali bersaing, itulah perasaan terbaik di dunia. Kami tertinggal 7-2, dan saya bisa merasakan adrenalin di dalam diri saya keluar. Setelah itu level saya naik sepuluh kali lipat."
Adapun Langridge memikirkan momen kunci di game ketiga ketika mereka membalikkan momentum. “Kami memiliki awal yang buruk. Itu aneh. Kami tahu apa yang akan mereka lakukan. Kami turun 7-2 dalam sekejap dan itu persis sama di All England. Kami memiliki momen penting itu. Kami berhasil menahan mereka, dan kami menaikkan level kami," ujar dia. "Mereka adalah pemain yang sangat bagus dan bisa merepotkan Anda. Ini kemenangan pertama kami melawan mereka, jadi ini sangat besar artinya bagi kami.”
Adapun Sozonov mengakui kelengahan bersama rekannya di game terakhir turnamen BWF tersebut. “Kami memiliki awal yang baik di game ketiga, tapi mereka melakukan beberapa penyelamatan bagus dan kami membuat terlalu banyak kesalahan. Kami sedikit gugup dan setelah jeda di game ketiga level mereka naik. Kami hanya tidak konsisten hari ini,” kata Sozonov.