TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pemain Persita Tangerang dan timnas Indonesia, Ledi Utomo, memutuskan pensiun sebagai pemain sepak bola pada 2019. Salah satu alasannya gantung sepatu karena kerap dihantui cedera lutut.
Setelah tak lagi bermain, Ledi mulai meniti karier sebagai pelatih. Bermodal lisensi kepelatihan C AFC, ia bergabung dengan pelatih Luis Edmundo Durant menangani tim Persita U-20.
"Karena cedera lutut yang tak kunjung sembuh, akhirnya berhenti sebagai pemain profesional. Dan, akhirnya mulai dari situ baru terpikirkan untuk melatih," ujar Ledi Utomo dikutip dalam laman resmi klub dari Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020.
Selama berkarier sebagai pemain, Ledi lekat dengan Persita. Sempat berkelana ke sejumlah klub di Tanah Air, mantan pemain timnas Indonesia ini akhirnya kembali ke Persita.
Bagi Ledi, melatih tim junior memberikan tantangan tersendiri. Ia harus bisa menjadi mentor yang baik sekaligus contoh untuk para pemain yang masih belia. Ambisinya adalah bisa mencetak pemain muda potensial dan mengorbitkannya di tim senior.
"Tantangan terbesarnya adalah bagaimana kami bisa menjadikan mereka pemain yang tidak hanya memiliki skill sepak bola yang baik, tapi juga memiliki attitude atau sikap yang baik juga, baik di dalam maupun di luar lapangan," kata Ledi, 37 tahun.
Ledi merasakan posisinya menjadi berbeda ketika kini dia menjadi pelatih. "Kalau dulu waktu jadi pemain, kami yang diteriaki pelatih. Sekarang berbalik, kami yang meneriaki pemain. Tapi dua-duanya tetap sama, tetap menyenangkan karena pada intinya saya cinta sepak bola," tuturnya.
Ia mengaku tidak kesulitan beradaptasi di staf kepelatihan karena banyak dibantu pelatih yang lain. Secara perlahan, kata dia, antarpelatih bisa saling memahami.
"Alhamdullilah, chemistry dengan tim pelatih sangat baik karena tim pelatih Persita U-20 yang sekarang ini juga bukan orang baru. Kami tim pelatih sudah kenal satu sama lain dan bukan orang asing lagi. Jadi sudah lebih mudah untuk bekerja sama," ucap Ledi.