TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengancam akan menggugat Komite Olimpiade Internasional (IOC) ke pengadilan karena telah melarangnya hadir di Olimpiade. Ancaman itu ditujukan kepada Presiden IOC Thomas Bach dan pejabat tinggi lain IOC.
“Kita perlu membawa masalah ini ke pengadilan. Bach dan rekan-rekannya perlu menjelaskan apa kesalahan saya,” kata Lukashenko dikutip dari AFP, Selasa, 8 Desember 2020.
Sebelumnya, para pejabat IOC menjatuhkan sanksi kepada Komite Olimpiade Nasional (NOC) Belarus, yang dipimpin Lukashenko, larangan hadir di Olimpiade. IOC menganggap Lukashenko telah melakukan diskrimasi para atletnya atas pandangan politik mereka.
Belarus, negara pecahan dari Uni Soviet, tengah diguncang pergolakan krisis politik paling serius dalam sejarah modern sejak Lukashenko kembali menang pada Pemilu Agustus lalu. Banyak pengunjuk rasa yang turun ke jalan melakukan serentetan aksi protes hingga aparat menindak para oposisi itu.
Sejumlah atlet ternama Belarus pun ikut mengkritik Lukashenko, yang telah memimpin sejak 1994. Para atlet pun menuntutnya agar tindakan keras itu diakhiri. “Saya sudah tidak ambil bagian dalam peristiwa ini selama 25 tahun hingga seterusnya. Tapi apakah Anda sudah mengumpulkan semua negara untuk membuat keputusan ini?” ujar Lukashenko.
Sementara itu, NOC Belarus berpendapat bahwa larangan tersebut merupakan tindakan yang cenderung mengarah pada kepentingan tertentu. Menurut mereka, kegiatan olahraga seharusnya tak dikaitkan dengan politik. “Kami melihat keputusan ini bermuatan politis, bertujuan untuk menekan kepemimpinan NOC Belarus,” demikian pernyataan NOC.
Pada Oktober lalu, IOC diketahui tengah menyelidiki klaim atlet Belarus. Penyelidikan dilakukan karena mereka didiskriminasi oleh otoritas negara karena pandangan politik mereka.