TEMPO.CO, Jakarta - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akan memediasi permasalahan antara Pengurus Besar Persatusan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) dan atlet angkat besi Eko Yuli Irawan demi prestasi tim Indonesia di Olimpiade Tokyo 2021 yang dimulai Juli mendatang.
KOI berdiskusi dengan Eko di kantornya pada Senin, 29 Maret, setelah lebih dulu mendengar penjelasan dari pihak PABSI dua pekan lalu.
Kedatangan Eko diterima langsung oleh anggota Komite Eksekutif (Exco) yakni Indra Gamulya, Teuku Arlan Perkasa, dan Rafiq Hakim Radinal, Sekretaris Jenderal Ferry J. Kono, Wakil Sekretaris Jenderal Wijaya M. Noeradi, serta Ketua Komisi Sports Development Jovinus Calvin Legawa. Dalam kesempatan itu, Komite Olimpiade Indonesia mendengarkan penjelasan versi Eko.
Setelah mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak, KOI akan mencari solusi terbaik agar Indonesia tidak dirugikan akibat miskomunikasi yang terjadi antara PABSI dan Eko.
“Intinya, persiapan atlet menuju Olimpiade adalah tentang Merah Putih. Kami berusaha agar atlet yang sudah lolos kualifikasi Olimpiade tetap dipertahankan supaya bisa berkompetisi demi Merah Putih," kata Rafiq usai pertemuan itu, Senin, 29 Maret 2021.
Dia menambahkan: "Kami sudah bertemu dengan PABSI, dan hari ini mendengar dari Eko. Dia sudah menerima Surat Peringkat kedua. Insya Allah, ada kesepakatan antara Eko dan PABSI sehingga Indonesia tidak dirugikan.”
KOI, kata Rafiq, juga akan membantu Eko untuk bisa berlatih di tempat yang lebih layak mulai 1 April mendatang. Hal itu dilakukan agar lifter berusia 31 tahun ini bisa mengembalikan kondisi fisiknya.
Eko merupakan salah satu lifter Indonesia yang sudah mengantongi tiket bertanding di Olimpiade Tokyo 2021. Dia dipastikan lolos setelah meraih tiga medali emas di Kejuaraan Internasional Fajr Cup di Rasht, Iran pada 3 Februari 2020.
Dengan kesempatan kembali ke Olimpiade, Eko bisa menambah koleksi medali dari ajang tersebut. Sebelumnya, ia telah menyabet peraih medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, dan dua medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.
Ketua Umum Raja Sapta Oktohari yang juga bergabung dalam pertemuan ini secara daring, memberikan teguran keras kepada Eko karena telah melakukan tindakan indisipliner. Eko menerima teguran itu dengan lapang dada.
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan (tengah) menggigit medali seusai penganugerahan medali Angkat Besi 61Kg Putra SEA Games ke-30 di Stadion RSMC Nino Aquino, Manila, Filipina, Senin 2 Desember 2019. Eko Yuli Irawan berhasil mengangkat total beban 309Kg sehingga meraih medali emas disusul lifter Vietnam Thach Kim Tuan meraih medali perak dan lifter Malaysia Muhamad Aznil Bin Bidin meraih medali perunggu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Eko mengaku tetap menjalani latihan secara mandiri di rumahnya, di kawasan Bekasi, Jawa Barat, demi menjaga kondisi fisiknya selama tidak berlatih bersama tim angkat besi di pelatnas. Latihan yang dia jalani itu juga tetap dipantau tim pelatih PABSI dan tim pelatih Pelatda Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Eko meminta kepada KOI untuk membantu pemanggilan Lukman dari Thailand untuk menjadi pelatihnya.
“Saya datang untuk menyampaikan keinginan saya. Saya juga mendapat teguran dari Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia. Beliau mengatakan saya harus fokus untuk Indonesia dan harus bersikap profesional," kata Eko.
"Nanti Komite Olimpiade Indonesia akan mencarikan solusi terbaik dan akan bicara dengan PABSI dan kemenpora,” kata dia menambahkan.
Ketua Komisi Sports Development Jovinus Calvin Legawa mengatakan bakal terus memonitor kondisi fisik Eko Yuli dan membantunya kembali ke Pelatnas. “Dalam waktu dekat kami akan menindaklanjuti hal ini dengan PABSI dan kemenpora,” ujar Calvin.
Baca Juga: Sempat Beri Teguran, PB PABSI Minta Eko Yuli Irawan Kembali ke Pelatnas
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan Roeslani mengakui telah memberikan surat teguran kepada atlet putra Eko Yuli Irawan. Surat teguran itu berisi tentang kehadiran para atlet di pemusatan latihan untuk persiapan Olimpiade Tokyo.
Tidak ingin berpolemik, kini Rosan berharap Eko Yuli untuk bisa kembali bergabung ke Pelatnas di Wisma Kwini, Jakarta. "Itu supaya sesuai dengan program kami yang sudah dicanangkan, itu saja pada intinya," ucap Rosan saat dihubungi, Selasa, 23 Maret 2021.
Ketua Umum PB PABSI itu menegaskan keputusan meminta Eko Yuli kembali ke pelatnas karena waktu pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2021 sudah semakin dekat. Meski sempat menyetujui usulan Eko Yuli untuk berlatih di rumah, menurut dia, kehadiran para atlet angkat besi diperlukan untuk memonitor persiapan. "Kami harap ia juga bakal termonitor dengan baik," ujar Rosan.
IRSYAN HASYIM