TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulu tangkis ganda putra Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan mengaku belum menemukan strategi permainan terbaik saat kalah dalam simulasi Olimpiade Tokyo di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu kemarin. Keduanya kalah dari pasangan Muhammad Rian Ardianto / Moh. Reza Pahlevi Isfahani dengan rubber game 23-21, 13-21, 16-21.
"Kami belum menemukan pola permainan yang kami mau. Masih banyak menunggu bola dan mainnya masih panjang-panjang," tutur Hendra melalui keterangan resmi PBSI, Kamis, 17 Juni 2021.
Walau kalah, Hendra / Ahsan merasa punya keuntungan dengan menjalani laga simulasi Olimpiade Tokyo tersebut. "Bagi kami, pertandingan ini sangat bagus. Jadi kami bisa mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang masih ada. Di sisa dua setengah minggu sebelum berangkat, akan kami perbaiki semua kekurangan itu," Hendra menuturkan.
Mohammad Ahsan meneruskan, "Tidak ada pertandingan sebelumnya memang membuat kami belum menemukan irama permainan lagi. Dari sini kami bisa belajar untuk lebih siap lagi ke depan."
Sementara itu, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan permainan Hendra / Ahsan terpengaruh program latihan yang dia berikan dalam beberapa waktu terakhir ini. "Kalau saya melihatnya, mereka belum bisa kembali ke pola permainannya. Ini sepertinya terpengaruh dengan latihan yang saya berikan," tutur Herry.
Ia menjelaskan belakangan tim pelatih memberikan pelatihan yang fokus pada penguatan otot tangan untuk membenahi daya pukul. Namun yang terjadi di lapangan justru Rian / Reza banyak bermain reli panjang yang menyita energi. Gaya permainan ini berbeda dengan gaya The Daddies.
Herry mengatakan hasil tersebut menjadi evaluasi bagi dirinya dan tim pelatih untuk menjalankan program berikutnya. "Positifnya, ketika saya tanya Hendra / Ahsan tentang kekuatan tangannya, mereka bilang ada peningkatan. Di sisa waktu ini, baru saya akan fokus ke pola main dan strategi," ujar Herry.
Baca juga : Hendra / Ahsan Kalah di Simulasi Olimpiade Tokyo, Ini Hasil Lengkap Hari Pertama