TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Italia berhasil melakukan penebusan luar biasa di Euro 2020. Hanya tiga tahun setelah merasakan rasa sakit dan terhina akibat gagal lolos ke putaran final Piala Dunia, Azzurri kini berada di partai puncak Piala Eropa.
Mereka lolos ke final setelah menang adu penalti 4-2 (1-1) atas Spanyol di Stadion Wembley, London, Rabu dinihari. Mereka menantikan pemenang laga Inggris vs Denmark.
Kebangkitan Italia tak lepas dari Roberto Mancini. Pelatih ini berani meninggalkan gaya catenaccio yang jadi ciri khas tim dan menampilkan gaya bermain menyerang yang menghibur. Dengan gaya itu, sekarang mereka tak terkalahkan dalam 33 pertandingan.
Setelah menyingkirkan Spanyol, Mancini menyebut adu penalti seperti lotre atau perjudian. Tapi, dalam kemenangan itu, Italia sesungguhnya telah menunjukkan kelebihan mereka: kekuatan dan kepercayaan diri.
Mereka bangkit kembali dari tendangan penalti pembuka yang gagal dari Manuel Locatelli, untuk memasukkan empat tendangan penalti berikutnya, termasuk Jorginho yang dingin mengeksekusi penalti.
Penjaga gawang timnas Italia, Gianluigi Donnarumma melakukan selebrasi setelah membawa timnya menang atas timnas Spanyol. REUTERS/Laurence Griffiths
Itu adalah kekuatan mental yang sama yang membantu Italia mengatasi penguasaan bola yang terbatas untuk waktu lama, tatkala pemain Spanyol Pedri menjajah lini tengah dengan tak henti memamerkan operan tepat sasaran.
Dani Olmo mungkin akan menyesal bahwa upaya-upaya golnya tidak setepat umpan Pedri itu. Tetapi harus diakui dia sangat bagus dengan terus-menerus mencari celah sehingga membersitkan pertanyaan mengenai lini belakang Italia.
Sebuah terobosan cepat dari tim Italia, yang berpuncak kepada penyelesaian berkelas dari Federico Chiesa, membawa Azzurri unggul pada waktu tepat satu jam. Ini adalah gol yang menunjukkan apa yang telah ditanamkan Mancini kepada timnya.
Kiper Gianluigi Donnarumma cepat dan waspada saat sodoran cerdasnya meluncur saat jeda dan Chiesa dengan pasti mengarahkan bola ke sudut jauh.
Dan setelah Alvaro Morata yang masuk lapangan dari bangku cadangan menyamakan kedudukan pada menit ke-80, Italia tak terlihat terpojok atau panik menghadapinya, tidak pula patah arang.
Timnas Italia. REUTERS/Frank Augstein
Ada pertahanan membaja Italia yang sudah menjadi ciri khas. Tapi kunci mereka sebenarnya adalah fokus kepada tekanan yang energik dan ketepatan di sepertiga terakhir lapangan. Ini adalah buah transformasi yang dilakukan Mancini kepada sebuah tim yang memalukan bangsa tiga tahun lalu.
Selanjutnya: Saling Percaya