TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Greysia Polii / Apriyani Rahayu akan berjuang untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo pada siang ini, Senin 2 Agustus 2021. Bagi Greysia, medali emas Olimpiade akan melengkapi prestasinya di ajang pesta olahraga.
Di ajang pesta olahraga selain Olimpiade, SEA Games dan Asian Games, Greysia tercatat sudah sembilan kali membela kontingan Indonesia. Hasilnya, dia pernah menggondol tiga medali emas, lima medali perak dan lima medali perunggu.
Capaian terbaik Greysia di ajang Asian Games terjadi pada 2014. Greysia yang berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari meraih medali emas di Incheon, Korea Selatan setelah mengalahkan pasangan Jepang Misaki Matsumoto dan Ayaka Takahashi yang saat itu merupakan unggulan nomor 1 pada partai final.
Dia juga sempat meraih satu medali perunggu pada Asian Games 2010 di Guangzhuo serta dua medali perunggu di Asian Games Jakarta-Palembang 2018, satu di nomor ganda putri satu lainnya di nomor beregu putri.
Pada ajang SEA Games, Greysia bahkan pernah merasakan dua medali emas. Pada 2007 di Thailand, dia ikut merebut medali emas nomor beregu putri. Prestasi yang sama dia ulangi pada 2019 lalu, SEA Games Filipina. Berpasangan dengan Apriyani Rahayu, dia meraih medali emas nomor ganda putri.
Greysia juga pernah merasakan medali perak SEA Games pada 2005 (ganda putri), 2007 (ganda putri), 2009 (beregu putri), 2013 (ganda putri), 2019 (beregu putri). Medali perunggu dia persembahkan pada nomor beregu putri di SEA Games 2005 dan 2017.
Greysia yang sudah berusia 33 tahun kemungkinan tak akan lagi bisa bermain pada Olimpiade 2024 yang akan diselenggarakan di Paris, Prancis. Dia tercatat pernah tiga kali tampil di ajang pesta olahraga se-dunia tersebut.
Olimpiade London 2012 merupakan ajang pertama Greysia Polii kompetisi tertinggi dunia tersebut. Berpasangan dengan Meliana Jauhari, dia mengalami nasib buruk karena harus didiskualifikasi meskipun sudah mengantongi tiket babak perempat final.
Bersama dua pasangan Cina dan wakil Korea Selatan Ha Jung Eun / Kim Min Jung, mereka dicoret karena dianggap mengatur hasil laga terakhir babak penyisihan Grup C. Tujuannya agar mereka tidak bertemu dengan ganda putri Cina, Wang Xiaoli/Yu Yang, di babak perempat final.
Empat tahun setelahnya, perempuan kelahiran Jakarta itu melaju ke perempat final bersama Nitya Krishinda Maheswari. Sayangnya langkah mereka dihentikan pasangan Cina, Yu Yang/Tang Yuanting, dalam dua set langsung 11-21, 14-21.
Greysia sempat berpikiran untuk pensiun setelah Nitya mengalami cedera serius dan harus berhenti dari olahraga tepok bulu tersebut pada 2017. Akan tetapi dukungan dari Pelatih Eng Hian dan keluarganya plus pertemuan dengan Apriyani Rahayu membuat dia kemudian kembali bersemangat.
"Pada 2017 saya di tim nasional dan ingin keluar ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan harus menjalani operasi. Tapi pelatih berkata tunggu sebentar dan bantulah pemain muda untuk bersinar dan dia (Apriyani) datang," kata dia seperti dilansir dari laman resmi BWF, Ahad, 1 Agustus 2021.
"Aku tidak muda lagi. Tapi akhirnya dia (Apriyani) bangun, saya lama sekali menunggunya," kata dia.
Prestasi demi prestasi pun dicatatkan pasangan Greysia / Apriyani. Mereka lantas berhasil melaju ke final Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung siang ini. Greysia Polii dan Apriyani Rahayu pun berpeluang tercatat sebagai pasangan ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.
BWF|PBSI