TEMPO.CO, Jakarta - Flandy Limpele mengungkap perbedaan konsep pembinaan atlet bulu tangkis di Indonesia dan Malaysia. Perbedaan model pembinaan di Negeri Jiran dan Indonesia, menurut dia, terdapat pada keberadaan pembinaan di level klub.
Di Malaysia, Flandy mengatakan, tidak ada pembinaan pada level klub seperti ada di Indonesia. "Yang ada akademi saja, kalau ada yang bagus bisa masuk ke tim junior BAM (Asosiasi Badminton Malaysia) untuk sekolah dan berlatih setelah lulus sekolah jika dianggap mumpuni mereka masuk ke camp senior BAM nasional team," ujar Flandy saat dihubungi Tempo, Senin, 23 Agustus 2021.
Pembinaan pemain muda dilakukan oleh pengurus BAM di tingkat provinsi. Jadi, kata Flandy, pemain muda bisa memilih berlatih di akademi bulu tangkis yang diinginkan. "Tapi tetap si pemain tersebut harus melalui pengurus provinsi dia berasal ketika masuk BAM di level nasional," ucap peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 bersama Eng Hian tersebut.
Flandy resmi menjadi pelatih bulu tangkis Malaysia sejak Juni 2020. Kabar itu tentu mengejutkan mengingat kiprahnya sebagai pelatih ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy / Chirag Shetty. Di bawah arahannya, duet India itu mampu menjadi juara Thailand Open dan French Open 2019. Mereka juga mampu menembus peringkat 10 BWF.
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan bersalaman dengan ganda putra Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik usai pertandingan perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu, 31 Juli 2021. REUTERS/Leonhard Foeger
Flandy diproyeksikan mendampingi tim India dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2021. Namun, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan menerima tawaran menjadi pelatih ganda putra Malaysia. Pasangan Malaysia Aaron Chia / Soh Wooi Yik berhasil tampil perkasa saat mengalahkan wakil Indonesia Marcus Fernaldi Gideon / Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan / Hendra Setiawan. Medali perunggu pun berhasil didapat.
Setahun menjadi pelatih membuat laki-laki asal Manado 47 tahun itu memahami seluk beluk bulu tangkis Malaysia. Untuk bisa lolos ke level nasional, Flandy mengungkapkan, pemain muda Malaysia harus mengikuti kejuaraan nasional sebagai ajang seleksi.
Kejuaraan ini yang belum terselenggara selama pandemi Covid-19. Selain itu, BAM juga belum melakukan seleksi pemain untuk masuk ke pelatihan nasional. "Konsep Pelatnas Malaysia sama seperti Indonesia yang sentralisasi dan berada di bawah BAM," ucap dia.
Berdasarkan data Masyarakat Pemerhati Badminton Indonesia pada tahun 2020, terdapat 3.152 perkumpulan atau klub bulu tangkis yang ada di Indonesia. Jumlah atlet yang berlatih sekitar 33.366 orang. Sejumlah klub rutin menyumbangkan pemainnya ke Pelatnas PBSI. Klub itu antara lain PB Jaya Raya, PB Djarum, PB Tangkas, PB Exist, PB Mutiara Cardinal, dan PB Suryanaga.
Baca juga : Flandy Limpele Bicara Kekuatan Bulu Tangkis Malaysia Hingga Tawaran PBSI