TEMPO Interaktif , Jakarta: Petenis putri Ayu Fani Damayanti melaju ke babak final turnamen Garuda Indonesia Tenis Masters 2008. Ayu akan berjumpa dengan Lavinia Tananta di partai puncak.
Bagi Lavinia, pertemuan dengan Ayu di final akan menjadi pertandingan yang cukup berat. “Kami sama-sama tahu bagaimana karakteristik kami masing-masing, jadi tidak akan mudah bagi kami berdua,” katanya. Lavinia menilai bahwa Ayu merupakan petenis dengan teknik permainan yang konsisten. “Mudah-mudahan saja saya mampu mengatasi itu dan bisa menang besok,” katanya.
Pada babak semifinal, Sabtu (13/12) petenis unggulan satu ini mampu menumbangkan Grace Sari Ysidora 6-1, 2-6, dan 6-2. “Hasil ini sudah seperti yang saya harapkan sebelumnya,” kata Ayu, ketika ditemui seusai pertandingan.
Ayu mengaku pada set kedua sempat lemas. “Saya ada sedikit gangguan pada telinga saya,” katanya. Ayu pun mampu kembali bangkit pada set ketiga dan kembali menguasai irama permainan. Meski unggul 6-2, pada set ketiga Ayu dipaksa bermain dengan reli panjang. “Saya lihat memang perlawanan dari Grace juga cukup bagus, tetapi saya masih bisa pegang kendali” katanya.
Ayu akan bertemu dengan Lavinia Tananta yang menaklukkan Sandy Gumulya di semifinal. Kemenangan Lavinia didapatkan setelah Sandy memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan akibat kondisi badannya yang kurang fit. Pertandingan pun dihentikan dalam kedudukan 6-4 dan 2-0 untuk Lavinia. “Dari awal memang saya sudah bisa memberikan tekanan-tekanan, dan bisa juga faktor luck yang membuat saya bisa menang hari ini (kemarin),” kata Lavinia.
Sementara itu, pada nomor tunggal putra, Nesa Artha akan bertemu Christoper Rungkat di babak final. Nesa mantap melaju ke babak final setelah mengalahkan Prima Simpatiaji 6-3 dan 7-6 (7-3). Sedangkan, Christoper melaju ke final setelah menumbangkan Elbert Sie 6-2 dan 6-3.
Kemenangan Chris sekaligus menjadi tanda akhir perjalanan Elbert di dunia pertenisan Indonesia. Elbert, yang merupakan petenis terbaik Indonesia, telah mantap memilih mengakhiri karirnya. “Memang saya sudah mantap untuk gantung raket, hari ini menjadi penandanya,” katanya. Dalam pertandingan melawan Chris di semifinal pun, Elbert tampak tidak terlalu menunjukkan perlawanan.
Penempatan bola-bola Chris yang cukup sulit juga sengaja dibiarkan oleh Elbert. “Tetapi sebenarnya saya tadi bermain normal saja, dan memang pada set kedua saya agak menurun,” kata Elbert. Bagi Chris, kemenangan yang diraihnya itu tidak semata-mata berkat ketiadaan perlawanan Elbert. “Saya memang menemukan ritme permainan saya sejak awal pertandingan,” katanya. Bahkan, Chris juga mengaku mampu memberikan tekanan dari awal. “Mungkin itu yang menjadi kunci kemenangan saya,” katanya.
EZTHER LASTANIA