TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen tenis grand slam French Open 2022 akan memasuki babak final. Petenis remaja asal Amerika Serikat, Coco Gauff, akan berhadapan dengan petenis nomor satu dunia asal Polandia, Iga Swiatek.
Kedua petenis itu lolos pada Kamis waktu setempat. Coco Gauff melaju dengan mengalahkan petenis Italia Martina Trevisan dengan 6-3, 6-1. Sedangkan Iga Swiatek menekuk petenis Rusia Daria Kasatkina dengan skor 6-2, 6-1.
Partai final Frech Open 2022 untuk kategori tunggal putri akan berlangsung pada Sabtu malam, 4 Juni 2022.
Coco Gauff Lolos ke Final Pertamanya
Coco Gauff, 18 tahun, mencapai final grand slam pertamanya. Ia sekaligus menjadi finalis French Open termuda dalam 21 tahun terakhir dan menjadi finalis termuda ajang grand slam.
"Saya agak kaget. Saya tak punya kata-kata untuk melukiskan bagaimana perasaan saya saat ini," kata Gauff dalam wawancara lapangan seperti dikutip Reuters. "Jujur, hari ini saya tidak gugup yang mana sungguh mengejutkan."
"Satu-satunya momen saya sedikit gugup adalah saat pagi hari. Saya jalan-jalan dan itu menjernihkan pikiran saya."
Gauff yang belum kehilangan satu set pun dalam turnamen Prancis Terbuka ini. Ia membutuhkan waktu untuk menemukan ritmenya dengan bertukar break bersama Trevisan dalam awal laga.
Namun begitu dia menemukan cara dalam menjinakkan forehand lawannya yang merupakan petenis kidal. Gauff merampas set pertama setelah memenangkan tiga gim terakhir.
Trevisan yang berusia 28 tahun yang tadinya bisa menjadi finalis berperingkat terendah yang masuk final French Open, mengambil istirahat untuk perawatan medis untuk mengencangkan betisnya.
Tapi segalanya semakin buruk saat dia membuat total 36 kesalahan di mana Gauff menekannya dengan backhand dan terus memojokkan dia.
Gauff juga terus menyerang lewat servisnya ketika saat bersamaan sang petenis Italia hanya 46 persen dalam efektivitas servisnya.
Gauff yang berperingkat ke-23 dunia kembali break dalam sebuah gim memakan waktu 14 menit saat memimpin 3-1. Setelah itu dia tak tertahankan untuk menyegel kemenangan terbesar dalam karirnya dari match point pertamanya.
Iga Swiatek Kejar Gelar Kedua
Iga Swiatek. REUTERS/Yves Herman
Iga Swiatek, 21 tahun, menjaga peluang meraih gelar juara French Open kedua dalam tiga tahun terakhir. Dengan keberhasilan mengalahkan Daria Kasatkina ia juga memperpanjang kemenangan berturut-turutnya menjadi 34.
Petenis nomor satu dunia itu hanya gagal dalam satu break dan memanfaatkan serangkaian kesalahan servis Kasatkina dengan menyudahi perlawanannya di Lapangan Philippe Chatrier.
Petenis asal Polandia juara edisi 2020 itu tak terkalahkan sejak Februari dan kini sudah menyamai rekor kemenangan berturut-turut terbanyak milik Serena William pada 2013. Kini dia hanya kehilangan dua set dalam empat turnamen terakhirnya.
Dia akan ditantang petenis remaja Amerika Serikat unggulan ke-18, Coco Gauff, atau petenis Italia Martina Trevisan dalam final Sabtu pekan ini.
Swiatek kembali bermain sambil mengenakan pita berwarna bendera Ukraina pada topinya.
Petenis-petenis Rusia dan Belarus dibolehkan bertanding di Roland Garros tetapi terpaksa tak mengikuti Wimbledon karena ofisial All England Club melarang petenis kedua negara karena invasi Rusia ke Ukraina.
Belarus menjadi daerah pergerakan pasukan Rusia utama untuk invasi itu.
"Sungguh momen yang sangat istimewa. Ya, saya emosional sekali. Saya bersyukur sekali berada di tempat ini dan Anda tahu dalam keadaan sehat dan bisa memainkan permainan saya. Sungguh menakjubkan dan saya suka bermain di sini," kata Swiatek seperti dikutip Reuters.
"Tepat setelah tahun pertama saya terkena Covid dan saya tidak bisa melihat betapa banyak orang Polandia yang mau hadir. Sungguh luar biasa."
"Saya berusaha memperlakukan setiap pertandingan dengan cara yang sama. Saat saya menyadari ini salah satu pertandingan terbesar musim ini maka itu bisa membuat saya stres."
Swiatek mengawali laga dengan melakukan kesalahan ganda tetapi dipegang dan mengalami break pada gim kedua hanya untuk dipatahkan kembali oleh Kasatkina pada kedudukan 2-2.
Namun permainan petenis Rusia itu sendiri dipenuhi "unforced error" sehingga Swiatek mengumpulkan poin dengan mudah dengan mencuri servis dari lawannya sampai kedudukan 4-2.
Setelah itu dia memenangi delapan poin berturut -turut untuk membungkus set pembuka dengan backhand menyilang yang mengecoh Kasatkina.
Swiatek yang berusaha menjadi wanita keempat sejak 2000 setelah Justine Henin, Serena Williams dan Maria Sharapova yang dua kali mengangkat Piala Suzanne Lenglen, tetap mengendalikan laga untuk memimpin set kedua.
Tapi Kasatkina yang kalah dua set dalam tiga pertemuan terdahulu di antara kedua petenis musim ini, berusaha bertahan dengan sempat menyamakan kedudukan 1-1. Tapi setelah itu dia tak berdaya dengan menyerah ketika Swiatek mengakhiri laga dengan ace.
Baca Juga: Pembalap Formula E Asal Belanda, Nyck de Vries, Merasa Balapan di Rumah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.