TEMPO.CO, Jakarta - Kiprah Greysia Polii, 34 tahun, sebagai pemain bulu tangkis berakhir. Ia memutuskan gantung raket dan secara resmi berpamitan dalam acara Testimonial Day di Istora Senayan, Ahad, 13 Juni.
Pemain jebolan klub Jaya Raya ini pergi dengan elegan. Dalam kariernya di dunia bulu tangkis, termasuk 19 tahun di pemusatan latihan PBSI di Cipayung, ia telah menorehkan sederet prestasi mengesankan.
Namanya bahkan menjadi begitu termasyhur di Tanah Air dalam kurang lebih dua tahun belakangan. Hal itu tak lepas dari keberhasilan meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, bersama Apriyani Rahayu.
Ganda Putri Indonesia, Apriyani Rahayu dan Greysia Polii berpose setelah raih medali emas di Olimpiade Tokyo di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, 2 Agustus 2021. REUTERS/Hamad I Mohammed
Emas pertama buat lini ganda putri nasional ini menjadi trending di mana-mana. Bahkan nama atlet bersuamikan Felix Djimin ini melejit dalam mesin pencari internet, terbukti dari penghargaan "Google Year In Search 2021" yang dia terima.
Selama malang melintang di Pelantas Cipayung, Greysia telah bergonta-ganti pasangan main setidaknya delapan kali. Ia pernah berduet dengan Heni Budiman, Jo Novita, Pia Zebadiah Bernadeth, Vita Marissa, Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda Maheswari, Anggia Shitta Awanda, dan mencapai puncak gemilang dengan Apriyani.
Dia juga pernah bermain di nomor ganda campuran dengan Muhammad Rijjal dan Flandy Limpele meski umur kedua pasangan ini tak bertahan lama.
Pada pidatonya dalam acara Testimonial Day, Greysia sempat mengenang kembali saat pertama tampil di arena kebanggaan bulu tangkis nasional. Tahun 2001 menjadi kali pertama dirinya tampil di Istora, dan baru dua tahun kemudian dipanggil ke Cipayung, Jakarta Timur untuk menjadi bagian timnas bulu tangkis Indonesia.
Pebulu tangkis Greysia Polii memeluk rekannya, Apriyani Rahayu saat acara Testimonial Day di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 12 Juni 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
Berawal dari Istora, langkahnya semakin menjelajah ke berbagai benua dengan membawa nama Indonesia di dada, dan kembali dengan sederet prestasi serta gelar juara.
"Tidak terbayang bisa melangkah sejauh ini. Perjalanan 30 tahun bermain bulu tangkis jelas tidak mudah dan tidak jarang ingin berhenti. Tapi kasih dan cinta dari Indonesia terus mendorong saya untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik selama saya bisa," kata Greysia pada pidato perpisahannya di Istora.
Hutang moril
Resmi pensiun, Greysia mengaku sudah ikhlas dan tidak ada lagi keinginan untuk membayar hutang gelar dari turnamen-turnamen yang sempat gagal ia menangi.
Baginya sekeping medali emas Olimpiade di genggamannya sudah lebih dari cukup untuk mengobati kesedihan dari berbagai kekalahan dan kegagalan di masa lampau.
Bahkan sampai hari ini tak jarang dirinya mempertanyakan prestasinya di Tokyo 2020 apakah sebuah kenyataan? Prestasi yang sebelumnya tak pernah terpikir bisa menjadi kado terindah menjelang gantung raket.
Selain kepuasan batin, faktor keluarga juga menjadi alasannya untuk pulang ke rumah bertemu dengan suami dan ibunya.
Pebulu tangkis Greysia Polii membentangkan bendera Merah Putih dalam acara Testimonial Day di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 12 Juni 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
Menurut Greysia, dirinya sudah terlalu lama menomorduakan keluarga yang justru selama ini menjadi "support system" terbaiknya selama berkarir sebagai pebulu tangkis nasional.
Untuk keluarga, Greysia mengaku berhutang banyak karena baru kali ini bisa mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayangnya bagi lingkaran terdekat.
Saking senangnya bisa bergabung kembali dengan keluarga, Greysia bahkan belum berani untuk beralih karir menjadi pelatih meski diharapkan banyak pihak sebagai bentuk kontribusi dalam dunia bulu tangkis nasional.
Namun jika memang tiba saatnya untuk berkontribusi, Greysia memastikan akan meminta izin suami dan ibunya untuk menjejakkan kaki ke profesi anyar.
Oleh karenanya, sebelum memastikan langkah selanjutnya, Greysia akan terlebih dulu mendiskusikan dan meminta izin kepada keluarganya yang selama ini menjadi alasan terbesarnya untuk menuntaskan perannya sebagai atlet nasional.
PBSI sebagai rumah kedua bagi Greysia, punya harapan luhur agar mantan anak didiknya itu bisa ikut membangun bulu tangkis di Tanah Air.
Greysia Polii. (Instagram/@greyspolii)
Keinginan ini pernah disampaikan langsung oleh Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta kepada Greysia beberapa tahun silam. Sadar bahwa salah satu pendulang emasnya akan angkat kaki dari Cipayung, PBSI mengambil langkah persuasif guna meyakinkan Greysia.
"Kami mengharapkan kecintaan dan dukungan dia untuk bulu tangkis Indonesia terus ada. Secara pribadi dan mewakili PBSI, kami ingin dia terus berkarir. Kami masih butuh orang seperti Greysia," kata Alex kepada Antara.
Meski begitu, Greysia belum memberikan kepastian ke mana karirnya akan melabuhkan jangkar. Namun yang pasti, Greysia ingin menebus hutangnya kepada keluarga dengan memberikan waktu dan perhatian terbesarnya.
Selanjutnya...