Christo mengaku telah memiliki persiapan yang cukup untuk menghadapi Kuwait. "Persiapan sekitar dua bulan, dan turnamen ini (Cigna Open) termasuk jadi ajang pemanasan," kata Christo yang baru saja memenangi turnamen berhadiah total Rp 200 juta itu. Menurutnya, materi pemain yang ada dalam tim mampu diandalkan untuk meraih kemenangan. Tim Indonesia akan diwakili oleh Christo bersama rekan-rekannya Prima Simpatiaji, Sunu Wahyu Trijati, dan Nesa Arta.
Pelatih tim Indonesia, Sten van Beurden, juga menyatakan hal yang serupa. "Memang mereka semua ditargetkan untuk bisa menang nanti. Kali ini keempatnya masih berada dalam program latihan masing-masing," katanya. Sten menilai anak-anak asuhnya memang mampu menunjukkan peningkatan performa.
Adapun penampilan Christo dan Nesa pada babak final Cigna Open, Minggu (15/2), cukup membuat Sten puas. "Apalagi Christo, yang terus meningkatkan performanya dari awal sampai final tadi (kemarin)," katanya. Sten juga melihat kualitas penampilan yang baik pada Nesa. "Saat dia (Nesa) mampu mengalahkan Prima dan Sunu untuk mencapai final, itu sudah menunjukkan hasil yang baik," katanya.
Terkait kondisi cedera lutut yang dialami Prima, Sten mengaku masih melakukan perawatan intensif. "Akan kita lihat kondisinya dalam empat atau lima hari ini," katanya. Sten optimistis Prima dapat kembali pada kondisi fit jika mampu menjalani perawatan dengan baik.
Christo dan timnya akan berangkat ke Solo pada 25 Februari mendatang. "Kami akan terus melakukan persiapan sampai waktunya bertanding. Yang jelas, tidak ada turnamen perantara lagi, kami akan langsung berlaga (di Piala Davis)," katanya.
EZTHER LASTANIA