Sebelumnya, pemerintah Uni Emirat Arab telah menolak untuk mengeluarkan visa bagi Shahar sehingga petenis wanita itu tidak bisa ikut serta dalam turnamen pekan ini. Hal ini menyebabkan Asosiasi Tenis Wanita (WTA) mempertimbangkan untuk membatalkan turnamen tersebut. Keputusan WTS tersebut bisa mempengaruhi masa depan olah raga internasional di Dubai.
WTA menyatakan bahwa kelangsungan turnamen senilai dua juta dolar yang telah berlangsung selama 17 tahun itu bisa berakhir jika situasi tidak berubah. Tapi penyelenggara Dubai Open berusaha untuk memperbaikinya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, alasan pemerintah UEA menolak mengeluarkan visa bagi Shahar adalah adanya opini publik mengenai konflik yang terjadi di Gaza, resiko boikot dari penonton, dan ancaman keselamatan petenis itu sendiri.
AFP | GABRIEL WAHYU TITIYOGA