Meski tragedi itu terjadi di Malang, Jawa Timur,
Gibran mengajak suporter Persis Solo yang juga berlaga di Liga 1 agar senantiasa tertib ketika memberi dukungan kepada para pemain Persis. Ia menegaskan sikap itu harus ditunjukkan baik ketika Persis Solo berlaga di kandang maupun saat tandang, mulai dari sebelum pertandingan hingga usai.
"Kita belajar dari kejadian ini (tragedi Kanjuruhan). Saya mengimbau teman-teman Pasoepati dan Surakartans agar selalu tetap tertib di pertandingan Persis Solo. Tugas saya yang penting itu, untuk keamanan," tutur dia.
Di sisi lain, Gibran memilih menunggu keputusan dari FIFA jika kericuhan di Stadion Kanjuruhan berimbas ke federasi sepak bola Indonesia atau PSSI. Pasalnya, Solo merupakan salah satu kota yang disiapkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Harapannya tidak batal karena persiapan juga sudah matang. Tapi kami tunggu saja dulu keputusan dari FIFA," ujar Gibran.
Lebih lanjut, sejumlah aksi solidaritas dan keprihatinan atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang digelar oleh berbagai elemen masyarakat di Kota Solo, khususnya pecinta sepak bola. Beberapa di antaranya dari elemen Persis Solo dan suporter seperti Pasoepati dan Surakartans.
Ada aksi yang dihelat di depan Stadion Manahan Solo, Ahad, 2 Oktober 2022 malam. Sebagian ada juga yang menggelar doa bersama dan salat gaib untuk para korban meninggal saat peristiwa di Stadion Kanjuruhan itu.
"Tak pernah terbayang bisa menjadi tragedi semengerikan ini. Sepak bola yang menjadi hiburan justru menimbulkan korban," ungkap Bogdanov, salah seorang perwakilan kelompok yang menggelar aksi solidaritas di depan Stadion Manahan Solo, Ahad malam.
Menurut Bogdanov, melalui aksi solidaritas itu, segenap elemen masyarakat
Solo yang berkumpul dan memanjatkan doa berharap agar tidak ada kejadian serupa yang membuat cemas setiap orang tua. "Malam ini kawan-kawan, kita satukan suara. Tak peduli dari kelompok mana, kemanusiaan hendaknya menyatukan kita semua,” kata dia.
SEPTHIA RYANTHIE