Nama atlet memang perlu diusulkan kembali karena program pelatnas tidak mampu mengakomidasi seluruh atlet yang sebelumnya telah dipanggil. “Kami memang tidak mampu mendapatkan dana dari pemerintah. Dengan demikian, kami tetap mencoba menggelar pelatnas tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit,” kata Djoko Senin lalu.
Pemungkasan jumlah atlet pelatnas - dari yang awalnya mencapai sekitar 750 atlet menjadi hanya 138 saja - ternyata diakui cukup merepotkan pengurus-pengurus cabang olahraga. Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bambang Rus Effendi mengaku saat ini harus mengupayakan cara untuk bisa memberikan jalan tengah. “Saat ini sudah ada 26 atlet yang mulai berlatih di Sempaja (Samarinda), namun saat ini kami harus menentukan hanya delapan yang masuk pelatnas,” katanya.
Hal senada juga disampaikan pelatih pencak silat, Indro Catur Haryono. “Kalau memang dari awal sudah diputuskan seperti ini justru tidak akan terlalu menuai masalah seperti sekarang,” katanya. Menurutnya, saat ini, pihak IPSI seperti harus melakukan seleksi nasional lebih cepat dari yang direncanakan. “Keputusan untuk menentukan itu tidaklah mudah,” katanya.
Menurut Indro, kesempatan untuk melakukan pelatnas mandiri – agar tetap mampu mengakomodasi atlet yang sudah terpanggil – juga cukup berat. “Karena tidak mudah memang mendapatkan dana yang dibutuhkan,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan uji coba setiap atlet sebelum SEA Games Laos 2009, Djoko menjanjikan kesempatan uji tanding di Amerika Serikat, Cina, dan Korea. “Biaya akomodasi dan transportasi tidak perlu kita pikirkan lagi,” katanya. Djoko mengaku kesempatan baik itu tentu dapat dimanfaatkan untuk melihat kemampuan para atlet.
EZTHER LASTANIA