TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menilai hasil Tim Indonesia di Asian Games 2023 Hangzhou perlu menjadi catatan bersama dan bahan evaluasi menuju Olimpiade 2024 Paris.
“Kita mendapat banyak referensi dari Asian Games untuk bahan evaluasi menuju Paris. Pulang dari sini, kita harus duduk bersama dan mengevaluasi perbaikan-perbaikan yang perlu kita lakukan. Olimpiade Paris tinggal satu tahun lagi dan kualifikasi sudah berjalan, kita harus mengoptimalkannya,” kata Okto, dikutip dari keterangan resmi, Minggu.
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 Hangzhou dengan raihan 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki peringkat 13 klasemen akhir.
Torehan itu meleset dari target, yakni untuk meraih 12 emas dan finis di posisi ke-12. Pencapaian kali ini jauh jika dibandingkan dengan pada Asian Games 2018, di mana Indonesia bisa meraih total 98 medali, terdiri 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Tapi, faktor tuan rumah juga berpengaruh terhadap hasil, dengan adanya hak istimewa menambah cabang yang jadi unggulan. Bila faktor tuan rumah tak dihitung, hasil di Hangzhou menjadi yang terbaik selama Asian Games dalam 41 tahun terakhir.
Pada Asian Games 1982 New Delhi, Indonesia meraih 4 emas, 4 perak, dan 7 perunggu. Sementara secara peringkat, posisi Tim Indonesia lebih baik sejak Asian Games 2002 Busan-Korea Utara. Kala itu Tim Indonesia menempati ranking 14.
Okto melihat ada sejumlah hal yang patut disyukuri. “Ada juga BMX yang melanjutkan tradisi emas yang dicetak di Jakarta-Palembang. Wushu impresif di negara asal bela diri ini. Panahan mendapat tiket Olimpiade Paris 2024," kata dia.
Selain itu, "Weightlifting melalui atlet Rahmat Erwin Abdullah meraih emas dan mencatat rekor dunia, rekor Asia dan rekor Asian Games. Speed climbing juga mampu mencatatkan rekor Asian Games, dan perak yang diberikan skateboard, Insya Allah, bisa menjadi modal bagi Indonesia lolos kualifikasi di Paris.” .
Sementara terkait adanya cabang olahraga yang meleset dari target, Okto meminta agar warganet tidak merundung para atlet di media sosial. “Sebab, atlet adalah aset bangsa. Atlet sudah berjuang untuk kita semua, sehingga tidak layak mendapat perlakuan yang tidak baik,” kata Okto.
Ia berharap, hasil di Asian Games juga dapat menjadi evaluasi untuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Komentar CdM Indonesia
Sementara itu, Chef de Mission Tim Indonesia untuk Asian Games 2022 Basuki Hadimuljono berterima kasih atas kepercayaan NOC Indonesia dan Kemenpora untuk menjadi pemimpin kontingen.
Basuki menilai Asian Games menjadi pengalaman berharga baginya untuk berinteraksi para atlet.
“Terkait evaluasi, olahraga tentu ada tolok ukurnya. Di Incheon kita di ranking 17, dan di sini 13. Evaluasinya kita perlu di cabang olahraga, pemerintah yang bertanggung jawab harus ditingkatkan. Pertama sarana dan program,” kata Basuki.
“Setahu saya, anggaran tidak jadi soal. Program harus dievaluasi, karena anggaran juga pasti menyesuaikan program. Ini yang harus dibenahi jika sasaran kita mau Olimpiade. Saya akan berbicara dengan Kemenpora dan Kemenkeu,” kata dia.
Pilihan Editor: Livoli Divisi 1 Dimulai, Putri Tectona Menang