TEMPO.CO, Jakarta - Protes Pro-Palestina berlangsung di arena Australian Open 2024, Senin, 23 Januari. Petenis Jerman, Alexander Zverev, sempat mempertanyakan kurang sigapnya petugas keamanan.
Protes itu dilakukan oleh dua orang wanita di tiga lokasi berbeda. Salah satunya melakukan protesnya di tengah pertandingan antara Zverev dan Cameron Norrie, pada babak keempat di Margaret Court Arena.
Wanita yang melakukan protes itu memakai masker. Ia bangkit dari tempat duduknya saat set ketiga sedang berlangsung dan melemparkan selebaran ke lapangan.
Selebaran itu antara lain memuat pesan dalam tulisan hitam “Bebaskan Palestina” dan “Saat Anda menyaksikan bom tenis berjatuhan di Gaza.”
Aksinya sempat membuat pertandingan terhenti. Namun, aksinya berakhir dengan cepat setelah dua penonton lain menghentikan dan menyeretnya.
Alexander Zverev mengaku merasa tak terancam dengan protes itu. Namun, ia terkejut karena penonton harus sampai turun tangan untuk menghentikan pemrotes itu. Padahal ia tahu, keamanan di lokasi pertandingan sangat ketata, tapi petugas terkesan lambat menangani pemrotes itu.
"Apa yang Anda lakukan? Anda melindungi pemain dari pemain. Bukan itu intinya. Hal seperti ini terjadi dan butuh waktu tiga, empat menit bagi seseorang untuk muncul," kata dia.
Alexander Zverev. REUTERS/Asanka Brendon Ratnayake
"Jelas ada layar dan TV di mana-mana di depan semua petugas keamanan," kata dia. "Itu tidak terdengar sombong. Saya mengerti mereka semua melakukan pekerjaan mereka. Tetapi saya pikir ketika sesuatu seperti ini terjadi, seharusnya bukan penggemar lain yang menyeret orang itu keluar."
Baginya itu terasa aneh ketika pengamanan ketat diterapkan pada pemain. "Bahkan hari ini, saya jelas bermain lima set, empat jam, beberapa menit. Saya pergi ke ruang ganti, dan area gym berada tepat di sebelah ruang ganti. Mereka tidak mengizinkan saya masuk ke ruang ganti karena saya lupa membawa kartu identitas di ruang ganti," kata dia.
Insiden itu tak sampai mengganggu konsentasi Zverev. Ia menang dengan skor 7-5 3-6 6-3 4-6 7-6(3) untuk memastikan diri lolos ke babak perempat final.
Penjelasan Panitia dan Polisi
Tennis Australia mengatakan bahwa pihak keamanan venue dikerahkan untuk menahan orang tersebut segera setelah perilakunya diidentifikasi dan dilaporkan. Pemrotes tersebut kemudian diusir dari arena.
"Dua pengunjung memberi tahu pihak keamanan dan menghentikan pemrotes dan kami menghargai tindakan mereka," kata Tennis Australia dalam sebuah pernyataan, serya menambahkan bahwa mereka tidak akan mentolerir perilaku yang berusaha mengganggu turnamen.
Dalam sebuah pernyataan, kepolisian negara bagian Victoria mengatakan para petugas diberitahu bahwa sekelompok kecil orang melemparkan pamflet ke Margaret Court Arena. Polisi mengamankan dua wanita, berusia 35 dan 36 tahun. Mereka sempat ditahan tetapi kemudian dibebaskan tanpa tuduhan.
REUTERS | TENNIS
Pilihan Editor: 2 Petenis Wanita Ini Bikin Kejutan di Australian Open 2024