TEMPO.CO, Jakarta - Real Madrid kembali menunjukkan "daya magis" atau "keajaiban" mereka di Liga Champions. Hal ini disampaikan oleh sang manajer, Carlo Ancelotti setelah timnya melakukan comeback dan menang 2-1 atas Bayern Munchen di leg kedua semifinal, Kamis dinihari, 9 Mei 2024.
Kedua tim bermain 2-2 pada leg pertama. Gol Alphonso Davies di babak kedua di Santiago Bernabeu sempat membuat Bayern unggul agregat 3-2. Namun, pemain pengganti Joselu menjadi pahlawan dengan mencetak dua gol di menit-menit akhir, mengantarkan Real Madrid ke final Liga Champions untuk keenam kalinya sejak musim 2013-14.
Bagi Ancelotti hasil ini adalah keajaiban yang berulang. "Ini terjadi lagi... karena sudah sering terjadi, ini sesuatu yang tidak bisa dijelaskan," kata dia seusai laga.
"Ini (berkat) para penggemar yang luar biasa, stadion yang membantu, atmosfer fantastis, dan para pemain yang tidak pernah berhenti percaya bahwa mereka bisa melakukannya. Ini adalah sesuatu yang ajaib, tidak ada penjelasan untuk itu."
Ancelotti memberikan pujian khusus kepada Joselu atas kontribusinya, dan atas profesionalismenya meskipun menghabiskan sebagian besar musim ini di bangku cadangan.
"Dia adalah contoh yang fantastis karena dia adalah pemain yang telah memberikan banyak kontribusi musim ini meskipun dia tidak banyak bermain," ujar pelatih asal Italia itu.
"Dia adalah cerminan sempurna dari skuad ini: pemain yang memberikan banyak kontribusi tanpa kehilangan kepercayaan diri (jika tidak bermain) dan selalu siap memberikan sesuatu kepada tim."
Real Madrid, yang baru saja meraih gelar La Liga, akan menghadapi tim asal Jerman, Borussia Dortmund, di partai final Liga Champions pada tanggal 1 Juni mendatang.
Kenapa Rela Madrid disebut lekat dengan keajaiban di Liga Champions?
Hal itu merujuk pada reputasi mereka sebagai tim yang seringkali bisa meraih kemenangan dramatis dan tak terduga, terutama dalam pertandingan-pertandingan penting.
Selanjutnya: Faktor yang membuat label "magis" selalu dilekatkan pada Real Madrid di Liga Champions