Seles bergabung dengan legenda tenis Spanyol Andres Gimeno, penjual beken Donald Dell, dan motivator muda Robert Johnson yang membantu memoncerkan karier petenis berkulit hitam asal Amerika Serikat seperti Althe Gibson dan Arthur Ase.
“Ini adalah sekumpulan grup yang mengagumkan. Saya merasa terhormat bisa berdiri di sini,” bungah Seles, Minggu (12/7).
Seles mengaku tidak pernah bermimpi namanya bisa menghiasi hall of fame dunia tenis internasional. “Sejak kecil saya tidak pernah memimpikan hal ini,” ujar mantan petenis yang nongkrong di puncak peringkat tenis dunia selama 178 pekan dan meraih juara Amerika Sterbuka 1991 dan 1992, Prancis Terbuka pada 1990-1992, dan juara Australia Terbuka 1991-1993 dan 1996.
Karier 15 tahun gemilang Seles diganggu insiden penikaman yang dilakukan sporter fanatik rivalnya Steffi Graff ketika berlaga di Hamburg pada 1993. Seles kemudian berhasil menang setelah kembali pulih di Kanada Terbuka, lolos ke babak final Aamerika Serikat Terbuka, dan meraih gelar grand slam di ajang Australia Terbuka pada 1996.
Jika ditotal, Seles telah mengumpulkan 53 gelar tunggal dan lebih dari US$ 14 juta (setara dengan Rp 141 miliar) sebagai hadiah uang sepanjang kariernya. Petenis Amerika kelahiran Yugoslavia itu mendonasikan beberapa gelarnya kepada ajang-ajang penghormatan dunia tenis.
“Saya berharap ini bisa menjadi inspirasi anak-anak untuk mengangkat raket dan memukul bola seperti yang telah saya lakukan,” ujarnya.
Gimeno, menjadi petenis tertua yang berhasil meraih gelar di Prancis Terbuka pada 1972 di usianya yang ke-37 tahun. Ia juga berhasil lolos ke babak final Austrlia Terbuka 1969 dan semi final Prancis Terbuka pada 1968, dan Wimbledon pada 1970. Ditotal ia berhasil mengoleksi tujuh gelar tunggal dan meraih posisi terbaik sembilan di era kejayaannya.
AP | BAGUS WIJANARKO