TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pendukung Atalanta yang penuh suka cita berkumpul di Bergamo, Rabu waktu setempat, 22 Mei 2024. Mereka merayakan keberhasilan menjuarai Liga Europa dengan kemenangan 3-0 atas Bayer Leverkusen dalam final di Dublin.
Atalanta menang setelah Ademola Lookman mencetak hat-trick yang menakjubkan. Itu merupakan trofi utama kedua Atalanta dalam 117 tahun sejarah mereka.
Di Piazza Vittorio Veneto, Bergamo, ada luapan emosi dari ribuan penggemar yang berkumpul. Mereka mengenakan seragam biru dan hitam yan menjadi ciri khas klub. Mereka bersuka cita setelah pekan lalu patah hati karena gagal mengangkat trofi Coppa Italia saat melawan Juventus di final.
"Emosi yang tak terlukiskan," ujar seorang pendukung Atalanta, Filippo.
Atalanta menjadi juara Liga Europa setelah mengalahkan Bayer Leverkusen 3-0 dalam laga final yang berlangsung di Stadion Aviva, Dublin, Irlandia, Kamis dinihari WIB, 23 Mei 2024. REUTERS/Paul Childs
"Saya teringat akan ayah saya yang mendukung Atalanta sejak ia berusia lima tahun dan belum pernah melihat mereka menang, jadi sekarang ini lebih untuknya dan semua orang, untuk Bergamo."
Beberapa orang menyalakan suar dan kembang api yang menerangi malam di alun-alun kota.
"Perasaan saya tidak dapat digambarkan! Saya tidak menyangka Atalanta akan menang. Ini sangat indah," ujar salah satu pendukung, Paola Maranghezzi.
Akhiri Packelik 25 Tahun
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, merasa bangga bisa membawa trofi Liga Europa ke Italia setelah 25 tahun. Mereka menjadi klub Italia pertama yang memenangkan kompetisi ini sejak Parma pada tahun 1999, saat kompetisi ini masih bernama UEFA Cup.
"Sangat membanggakan bagi seluruh Italia, karena ini adalah trofi terkutuk, meskipun hanya Inter dan Roma yang mencapai final dalam 25 tahun terakhir dan kalah," kata Gasperini kepada wartawan.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini. REUTERS/Daniele Mascolo
"Memenanginnya bersama Atalanta mungkin merupakan salah satu dongeng dalam sepak bola yang sangat jarang terjadi dan hal itu menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk meritokrasi dalam sepak bola.”
"Masih ada ruang untuk ide-ide, dan itu tidak hanya tentang angka-angka dan liga super (klub)."
Berkah bagi Bergamo
Klub yang didirikan pada tahun 1907 ini, memiliki sejarah panjang dan kaya yang terkait dengan kota Bergamo di Italia utara. Pada tahun 2020, Bergamo menjadi pusat pandemi COVID-19.
Parahnya wabah ini menyebabkan tingkat kematian naik lima kali lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu juga mendatangkan malapetaka bagi perekonomiannya.
Ketika ditanya apa arti gelar juara Atalanta bagi masyarakat Bergamo setelah menghadapi tantangan pandemi, Gasperini mengatakan, "Sulit untuk menghapus ketakutan tertentu meskipun beberapa tahun telah berlalu. Itu adalah saat-saat yang sangat menyakitkan.”
"Orang-orang Bergamo selalu siap untuk bereaksi bahkan ketika keadaan menjadi sulit. Tentu saja, kami tidak akan bisa menghilangkan semua rasa sakit itu, tetapi saya pikir kami telah berhasil memberikan senyuman di wajah orang-orang Bergamo."
REUTERS
Pilihan Editor: Bayer Leverkusen Gagal Juara Liga Europa, Xabi Alonso: Kami Perlu Manfaatkan Rasa Sakit Ini