TEMPO.CO, Solo - Keinginan meraih tiket menuju pelatihan nasional dan ASEAN Para Games Thailand 2025 menjadi salah satu pelecut semangat Dwi Widiantoro mencapai hasil maksimal di Pekan Paralimpiade Nasional atau Peparnas 2024. Hasilnya ia meraih dua medali emas untuk kontingen Jawa Barat dari cabang olahraga tenpin bowling pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Dwi mengatakan perolehan dua medali emas itu melampaui hasil saat Peparnas 2016 yang pernah ia ikuti. "Hasilnya melampaui Peparnas 2016. Kami perbaiki kesalahan-kesalahan yang belum diselesaikan dahulu, kemudian kita selesaikan delapan tahun kemudian di Peparnas 2024 ini," ujar Dwi seusai pertandingan.
Dwi merupakan atlet andalan tim tenpin bowling Jawa Barat. Sederet prestasi pernah ia ukir, salah satunya bahkan mulai dari saat multievent olahraga disabilitas Tanah Air, Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas). Namun, ia mengungkapkan kiprahnya di dunia olahraga ini justru berawal dari cabor tolak peluru dan lempar cakram kategori tunanetra.
Pada tahun 2016, ia baru terjun ke tenpin bowling dengan perolehan medali emas saat Peparnas 2016. Meskipun melakoni cabor yang berbeda antara tenpin bowling dengan tolak peluru dan lempar cakram, ia mengaku tidak merasakan perbedaan signifikan. "Enggak terlalu jauh. Sama-sama lemparan, sama-sama pakai feeling dan insting," ucap .
Dwi terlahir dari orangtua bernama Muhammad Yudi dan Siti Zunaidah. Dwi sebenarnya terlahir normal. Gangguan penglihatan mulai ia alami saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) karena virus. Kejadian itu membuatnya kecewa hingga kehilangan semangat dan rasa percaya diri.
Sejak virus tersebut mengganggu penglihatannya, hidup Dwi berubah. Meski merasakan kekecewaan, Dwi berusaha bangkit kembali. Pria kelahiran Magelang, 28 November 1976 yang sejak kecil gemar olahraga ini pun menyalurkan hobinya dengan bergabung dalam pelatihan Peparnas. "Sempat beberapa saat hilang semangat, tetapi dengan dukungan keluarga, orang tua dan orang-orang di sekitar saya, saya bisa pelan-pelan menyisihkan semua itu," kata dia.
Ia mengungkapkan tenpin bowling mengubah hidupnya. Pada awal 2016 ia melangkah perlahan-lahan memperbaiki diri demi bisa mengangkat derajat keluarga. Ia pun bertekad menjadi pribadi yang lebih berprestasi lewat ajang-ajang olahraga termasuk di Peparnas 2024. "Untuk rekan-rekan yang mungkin mempunyai keterbatasan fisik baik itu mata maupun tubuh, jangan pernah menyerah. Kekurangan kita ini bisa dijadikan motivasi untuk menjadi orang yang berprestasi," ujar dia.
Pilihan Editor: