Sebenarnya kapan tepatnya Anda memutuskan bertekad menjadi atlet renang?
Saya sudah berenang dari kecil. Saya diantarkan ibu saya. Kemudian lama-kelamaan pelatih menyarankan saya bergabung dengan klub renang. Saat itu saya belum kepikiran akan menjadi seorang atlet. Komitmen untuk jadi atlet renang itu sewaktu SMP itu, karena di situ saya kali pertama mengikuti Pelatda (Pemusatan Latihan Daerah).
Untuk Pelatda sendiri memang seleksinya berdasarkan ranking. Kalau kita ranking 1 di daerah atau ranking minimal 4 di nasional itu kita akan terseleksi otomatis karena sudah dari database dan akan ada panggilan untuk masuk ke pelatihan daerah. Nah, di situ kebetulan memang prestasi saya belum yang bisa di top level yang nasionalnya. Tapi saya sudah mulai ke arah sana. Jadi, panggilan ke Pelatda itu ya merupakan pemantik bagi saya di dunia renang.
Tekanan apa saja yang dirasakan sebagai atlet renang?
Pasti ada lah. Jadi perenang juga punya pengorbanan, sama seperti karier yang lain. Pasti ada plus sama minusnya juga.
Kalau tekanan sendiri, pasti tiap perenang, ya pasti punya beban atau punya ekspektasi bahwa dia harus tampil lebih. Dia harus terus berkembang terus melampaui rekor dirinya. Rekor yang sudah ada yang sudah dicetak begitu.
Jadi tekanan sendiri datang dari bagaimana kami bisa terus mendorong diri. Kalau selain itu, ya pasti ada banyak pihak yang punya target pada diri saya juga kan sebagai atlet. Wajar menurut saya atlet diharapkan untuk memperoleh medali karena bisnis saya di sini sebagai atlet.
Soal menjaga tubuh, ada kontrol makan atau ada latihan khusus?
Menurut saya, atlet yang badannya paling bagus itu atlet renang ya. Dia tubuhnya proporsional, ideal lah bentuknya. Bukan yang terlalu berotot tapi tak kurus juga. Seimbang tampaknya.
Kalau saya sendiri enggak ada program untuk diet khusus begitu untuk membentuk badan, karena, ya dengan saya latihan, dengan saya memenuhi kebutuhan tubuh, kebutuhan nutrisi tubuh, ya itu secara natural akan terbentuk sendiri. Dan, soal makan, yang penting saya menjaga keseimbangan nutrisi, seimbangkan protein yang harus 50 persen porsinya, karbohidrat 20 persen dan 30 persennya serat.
Itu rutin Anda lakukan?
Rutin, memang jadi keseharian.
Dukungan dari keluarga bagaimana?
Pasti selalu membantu saya dalam hal apa pun. Dari mulai hal-hal kecil seperti dukungan doa dan hingga membantu saya agar bisa fokus ke renang.
Di luar aktivitas sebagai atlet, ada hal lain yang ingin Anda kejar?
Sebenarnya, kalau bahas keinginan, memang saya kan besar di dunia renang ini, memang dari kecil sampai sekarang berputarnya di dunia ini terus, keinginan mungkin melanjutkan pendidikan dan mendapatkan gelar yang lebih tinggi lagi.
Terus keinginannya, ya punya finansial yang stabil, punya finansial yang merdeka istilahnya. Tapi kalau keinginan cita-cita, saya itu masih berputarnya di dunia renang. Karena saya sudah cinta sama olahraga ini, sudah terjun lama di dunia ini, ya kenapa enggak saya maksimalkan saja di dunia ini.
Anda melihat berkarier sebagai atlet renang menjanjikan?
Menjanjikan… mungkin prospeknya itu bukan yang se-wah di aspek lain ya. Tapi renang itu saya bilang ada masa depan lah. Kalau kita bisa mendedikasikan diri, bisa mendorong terus untuk dunia renang ini, kita bisa berkembang. Ya, saya harap renang ini punya masa depan yang besar juga. Apalagi, di Indonesia kan kita punya SDM (sumber daya manusia) yang banyak, yang kaya kan. Sebenarnya juga di situ ada bibit-bibit yang pasti unggul juga di antara orang-orang Indonesia.
Apakah sudah memiliki gambaran soal masa depan?
Kalau saya berpandangan ke depan itu, saya ingin terus ada di lingkungan renang ini. Ya, mungkin saya bisa jadi pelatih atau mungkin saya bisa yang sesuai background pendidikan saya, yaitu jurusan sistem informasi. Saya bisa mengatur di bidang sistemnya di dunia renang. Karena saya sudah lanjut menyemplung di dunia renang ini, saya inginnya ada di lingkup renang. Walaupun sudah tidak jadi atlet tetap berada di lingkup renang.
Anda masih kuliah?
Iya, jurusan sistem informasi di Binus (Bina Nusantara). Kalau ilmu yang saya pelajari bisa bermanfaat di dunia renang, di dunia yang saya suka begitu kan, saya sangat bangga bisa bermanfaat. Bisa ada timbal balik dari saya ke dunia renang lagi.
Pilihan Editor: Cerita di Balik Kesuksesan Perenang Joe Aditya Raih 8 Medali Emas dalam Ajang PON Aceh-Sumut 2024