TEMPO Interaktif, Sidney - Prediksi awal tentang pertemuan Justin Henin dan Kim Clijsters di final turnamen Brisbane International akhirnya terwujud. Kedua petenis asal Belgia itu akan bertarung memperebutkan gelar juara, Sabtu (9/1).
Pertandingan ini menjadi ajang pencarian gelar juara pertama bagi Henin yang menyatakan kembali ke dunia tenis profesional pada September tahun lalu setelah sempat pensiun selama 20 bulan. Henin yang mengikuti turnamen ini sebagai persiapan menuju grand slam Australia Terbuka sukses mengalahkan lawannya di semi final, Ana Ivanovic, dengan skor 6-3, 6-2 dalam waktu sekitar satu jam saja. Sedangkan Clijsters juga lolos ke final setelah menang atas petenis Jerman Andrea Petkovic 6-4, 6-2.
Kemenangan Henin atas petenis Serbia peringkat 21 dunia itu mengejutkan banyak orang. Memainkan pertandingan keempatnya dalam lima hari, Henin tidak terlihat kelelahan seperti yang pernah ditunjukkannya saat menyabet tujuh gelar grand slam dulu. “Ini kondisi yang tepat bahwa saya mampu masuk final di turnamen pertama. Rasanya sangat hebat,” kata Henin yang pernah menempati posisi sebagai petenis wanita nomor satu dunia.
Namun Henin mengakui dirinya masih butuh waktu untuk mencapai performa puncaknya. “Saya butuh beberapa bulan lagi untuk mencapainya. Saya harus ingat ini adalah turnamen pertama saya sejak kembali dari pensiun,” kata petenis berusia 27 tahun itu.
Ada pun Clijsters mengatakan pertemuannya dengan Henin di final seperti membuka kenangan lama. “Saya pikir tak ada orang di dunia ini yang ingin melihat hal serupa lagi, tapi saya akhirnya akan menjalaninya. Rasanya kembali ke masa lalu ketika saya dan Henin bermain bersama di turnamen umur 12 tahun, berbagi kamar bersama. Kami berdua punya sejarah,” ujar petenis berusia 26 tahun itu.
Mirip seperti Henin, dulu Clijsters juga pernah menyatakan pensiun dari tenis setelah berkeluarga dan memiliki anak. Tahun lalu ia menyatakan kembali dan sukses menyabet gelar grand slam Amerika Serikat Terbuka.
Clijsters dan Henin pun pernah bersama dalam tim Piala Fed. Keduanya juga merupakan rival di tunggal putri tenis profesional. Mereka sudah pernah bertanding sebanyak 22 kali, 12 diantaranya dimenangi Henin. Terakhir kali keduanya bertanding pada semi final Wimbledon 2006.
“Kami saling menghormati satu sama lain. Kami sangat berbeda tapi punya kenangan manis. Saat muda dulu, kami sering bepergian bersama tapi setelah dewasa kami jadi berbeda dan mencari jalan masing-masing,” kata Henin.
REUTERS | GABRIEL WAHYU TITIYOGA