TEMPO Interaktif, Washington – Martina Hingis masih takjub melihat kehebatan Justine Henin yang baru saja mencapai final Australia Terbuka. Henin mengikuti jejak rekan senegaranya Kim Clijsters yang juga sukses kembali ke dunia tenis. Kini, Hingis merasakan ledakan keinginan dari dalam dirinya untuk kembali tampil.
"Ada semacam percikan api," kata Hingis dalam wawancara telepon dengan The Associated Press. Tapi ia juga mengatakan, akan mengesampingkan kemungkinan kembali ke tur "pada titik ini," terutama karena semua perjalanan yang telah dilaluinya.
Juara Grand Slam lima kali dan menjadi petenis putri termuda yang pernah menduduki peringkat pertama dunia ini telah menyatakan pensiun untuk kedua kalinya pada tahun 2007. Saat itu, ia diberi skorsing dua tahun setelah positif kokain. Hingis menyangkal memakai obat, tapi tidak mengajukan banding terhadap putusan itu.
Larangan bertanding baginya berakhir 30 September, dan petenis 29 tahun ini sangat ingin mendapatkan kesempatan untuk bermain tenis lagi tahun ini. Dia telah berkomitmen untuk tampil di World Team Tennis, liga tim campuran yang didirikan oleh Billie Jean King.
Hingis akan mulai bergabung pada tanggal 11 Februari. Nama-nama top lainnya dalam turnamen ini termasuk Williams bersaudara, John McEnroe dan Maria Sharapova, meskipun mereka akan bermain hanya satu sampai lima pertandingan.
Pada tahun 2005, Hingis tampil di World Team Tennis untuk membantunya mempersiapkan diri tampil kembali untuk pertama kali kembali. Petenis yang juga mengikuti program ini adalah Clijsters. Petenis Belgia ini juga bermain di WTT tahun lalu untuk pemanasan sebelum kembali tur setelah lebih dari dua tahun absen setelah menikah dan punya bayi.
Terbukti, Clijsters kembali sukses denagn memenangkan grand slam Amerika Terbuka 2009. Henin juga mengalami hal sama. Dia berhasil mencapai final Australia Terbuka, pekan lalu setelah delapan bulan absen di berbagai turnamen.
"Senang rasanya melihat mereka kembali sukses. Aku tidak tahu apakah aku bisa mengatasinya," kata Hingis. "Tentu saja itu membuat berpikir. Tenis adalah bagian dari kehidupan saya.”
"Tenis (sampai kini) masih hidup saya,” lanjutnya. "Tenis memberi saya banyak hal dan kadang-kadang anda harus meletakkan sesuatu di belakang. Ini banyak pengorbanan, juga. Aku tidak mau mengambil risiko lagi. "
Awalnya, Hingis mundur dari dunia tenis pada 2002 karena cedera kaki. Kemudian dia kembali lagi pada tahun 2006, dan berhasil mencapai perempatfinal di dua turnamen Grand Slam. Setelah itu, Hingis memenangkan dua turnamen yang lebih kecil dan berhasil mencapai peringkat enam dunia.
Hingis yang dijuluki dijuluki "Putri Swiss," menjadi juara termuda di abad ke-20 ketika dia memenangkan Australia Terbuka tahun 1997 di usia 16 tahun dan kemudian menduduki peringkat pertama dunia. Dia kemudian memenangkan Wimbledon dan Amerika Terbuka pada tahun yang sama, meski kalah di final Prancis Terbuka.
AP| NURHARYANTO